Sumber :
- REUTERS/Andrew Cullen
VIVA.co.id
- Harga minyak mentah pada perdagangan semalam, banyak dipengaruhi oleh tensi politik di Timur Tengah dan turunnya lahan pengeboran minyak di Amerika Serikat.
Dua acuan harga minyak mentah pada penutupan perdagangan, Selasa 21 April 2015, kali ini tidak kompak. Brent mengalami penyusutan, sementara minyak mentah Amerika Serikat (AS) atau West Texas Intermediate (WTI) justru naik.
Dua acuan harga minyak mentah pada penutupan perdagangan, Selasa 21 April 2015, kali ini tidak kompak. Brent mengalami penyusutan, sementara minyak mentah Amerika Serikat (AS) atau West Texas Intermediate (WTI) justru naik.
Baca Juga :
OPEC Berencana Tahan Pasokan, Harga Minyak Naik
Laman
Reuters
melaporkan, harga minyak WTI untuk kontrak bulan Mei naik 64 sen (1,2 persen) ke level US$56,38 per barel. Sementara, minyak mentah Brent harus menyerah pada perdagangan kemarin. Harga Brent terpangkas 13 sen ke level US$63 per barel.
Para analis mengatakan, tensi di Timur Tengah dan turunnya jumlah pengeboran minyak di AS, membuat pergerakan harga minyak Brent dan WTI tidak seperti biasanya.
"
Bouncing
pasar terjadi di tengah isu politik tersebut, namun jumlah produksi minyak AS cukup membantu," ujar Phil Flynn, analis di Price Futures Group, Chicago.
Menurut laporan lembaga Baker Hughes, jumlah rig pengeboran minyak di AS turun berada di titik terendah sejak 2010. Kondisi ini justru "menolong" harga minyak WTI untuk bergerak naik dari harga rendahnya. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Laman