Futsal Jarit, Cara Unik Kaum Adam Peringati Hari Kartini

Siswa SMP Muhammadiyah 2 Boja Bermain Futsal Jarit
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto
VIVA co.id -
Menengok Rumah Tempat RA Kartini Dipingit Sang Ayah
Peringatan Hari Kartini yang jatuh pada setiap tanggal 21 April, biasanya dirayakan oleh mayoritas kaum perempuan. Namun, ada yang unik dilakukan oleh sejumlah siswa dan guru di Kendal, Jawa Tengah. Mayoritas siswa laki-laki turut merayakan Hari Kartini melalui kegiatan futsal dengan mengenakan atribut 'jarit' atau kain batik, yang jadi simbol wanita Jawa.

Cara Unik Telkomsel di Hari Kartini

Fenomena unik itu tepatnya dilakukan oleh sejumlah siswa dan guru di SMP Muhammadiyah 2 Boja, Kendal Jawa Tengah. Berada di wilayah yang jauh dari pusat kota, justru tak menyurutkan semangat mereka untuk turut memperingati Hari Kartini yang jatuh pada hari ini, Selasa, 21 April 2015.
Miss Indonesia 2015: Koperasi Wanita Wujud Kartini Modern


Futsal Jarit adalah fenomena langka. Kalau biasanya, olahraga futsal dilakukan dengan menegenakan atribut kaos dan celana pendek serta sepatu, namun di momen Hari Kartini, kaum adam justru melakukannya dengan memakai '
tapih
' atau semacam kain yang mengikat antara pinggul hingga mata kaki. Jarit sendiri biasanya adalah atribut yang kerap dipakai perempuan Jawa dengan motif batik tulis.


Layaknya bermain futsal seperti pada umumnya, tapi Futsal Jarik ini cukup menyita perhatian publik di Kecamatan Boja. Tak hanya 10 pemain yang mengenakan jarit saat bermain, wasit dan seluruh panitia laki-laki diwajibkan mengenakan jarit. Futsal ini juga melibatkan kepala sekolah dan guru laki-laki juga turut bermain di lapangan.


Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Boja, Solikhin mengatakan, peringatan hari Kartini bukan milik kaum perempuan semata, kaum laki-laki pun tak mau kalah dalam memeriahkan peringatan hari Kartini. “Futsal sarung sudah biasa, kami menyajikan hal berbeda dengan mengadakan Futsal Jarit," kata dia.


Menurut Solikhin, pada moment ini, siswa laki-laki juga patut ditanamkan perjuangan Kartini. Harapannya, peringatan hari Kartini tidak sekedar seremonial semata, namun seluruh elemen mampu mengambil makna mendalam dari perjuangan seorang Kartini.


"Karena semangat Kartini akan terwujud melalui dukungan pria yang menjadi sosok panutan bagi perempuan," katanya.


Para siswa pun terlihat antusias melaksanakan kegiatan unik ini. Apalagi bermain futsal menggunakan jarit ternyata tidak mudah. Karena kondisi kaki yang terikat kain panjang membuat para pemain sulit berlari cepat, apalagi saat menendang bola.


“Kami harus lari terbirit-birit bahkan hingga terjatuh karena sulitnya berlari menggunakan jarit,” ujar Pradika salah satu siswa.


Baginya, futsal Jarit ini bertujuan untuk meningkatkan semangat para laki-laki agar mampu menghargai perjuangan seluruh perempuan di Indonesia. “Kami ingin menunjukkan semangat menyambut Kartini untuk perempuan Indonesia," tutur dia.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya