Komentar Gedung Putih Dongkrak Harga Minyak Brent

kelompok pemberontak Houthi di Yaman
Sumber :
  • REUTERS
VIVA.co.id
Harga Minyak Dunia Turun, Pasar Khawatir Stok Melimpah
- Harga minyak mentah berjangka pada penutupan pasar di Amerika Serikat (AS), Kamis dini hari, 23 April 2015 kembali tidak kompak. Dua sentimen berbeda mengakibatkan dua acuan harga minyak bertentangan.

Menanti Data Inflasi China, Bursa Asia Dibuka Naik

Minyak mentah Brent menguat akibat pengaruh sentimen perang Yaman. Sementara, minyak mentah AS terpangkas setelah penurunan produksi meski persediaan minyak melimpah.
OPEC Berencana Tahan Pasokan, Harga Minyak Naik


"Ini merupakan kejutan pasar yang membuat orang kesulitan pada jangka panjang dan jangka pendek sekaligus," ujar Tariq Zahir, pakar perminyakan dari Tyche Capital Advisor, dikutip
Reuters
.


Minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman bulan Juni menguat 70 sen ke level US$62,80 per barel. Kenaikan harga juga berlaku untuk harga acuan minyak dunia, yakni North Sea Brent yang naik lebih dari satu persen.


Minyak mentah Brent naik setelah Gedung Putih mengatakan situasi di Yaman masih belum stabil. Upaya lebih, perlu dilakukan untuk menuntaskan region itu.


Sementara itu, harga minyak berjangka AS atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Juni justru turun. Harga WTI terpangkas 45 sen (0,8 persen) di level US$56,16 per barel.


Investor dipengaruhi oleh data-data melimpahnya persediaan minyak. Di sisi lain, Administrasi Informasi Energi AS melaporkan tingkat produksi pengkilangan minyak turun 18.000 barel per hari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya