DPR Perkuat Kerjasama Antar Parlemen Asia-Afrika

Gedung DPR.
Sumber :
VIVA.co.id -
Komisi VII Dukung Upaya Pemerintah Perkuat Pertamina
Badan Kerjasama Antar Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (DPR RI) mengadakan acara antar parlemen yang bertajuk “Konferensi Parlemen Asia-Afrika dalam memperingati Konferensi Asia-Afrika ke-60, di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis 23 April 2015.

Pimpinan DPR Nilai Sudah Cukup Bukti Jadikan Ahok Tersangka

Tema besar Peringatan KAA yang diambil adalah Strengthening the role of parliament in the South-South Cooperation to promote world peace and prosperity.

Tema tersebut diambil dengan pertimbangan bahwa Indonesia menyadari makna sejarah dari agenda tersebut perlu diabadikan sebagai fondasi untuk kerjasama yang lebih baik bagi kedua kawasan, Asia dan Afrika, dalam kerangka yang lebih luas yakni Selatan-Selatan.

Melalui konferensi parlemen Asia Afrika ini, DPR RI percaya bahwa keterlibatan Asia dan Afrika secara komprehensif perlu dilakukan dengan membuka jalan bagi keterlibatan antar parlemen.

Cita Citata Cabut Laporan terhadap Anggota DPR

Dengan mengambil esensi dari perspektif dari parlemen rumah dari para wakil rakyat upaya untuk mempertajam kerangka kerjasama selatan-selatan dalam kerjasama global mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan dunia dapat terwujud.

Sampai hari ini, sudah ada 29 negara yang hadir di acara Konferensi Parlemen Asia Afrika. Perwakilan parlemen negara-negara yang menghadiri KAA yakni, Aljazair, Bangladesh, Bahrain, Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Yordania, Kazakhstan, Kyrgyztan, Laos, Malaysia, Mozambique, Oman, Pakistan, Republic of Korea (Korea Selatan), Democratic People's Republic of Korea (Korea Utara), Sudan, Suriah, Timor Leste, Vanuatu, Vietnam, Zimbabwe, Arab Saudi, Kenya, Camerun.

Di antara ke-29 negara tersebut, tujuh negara yaitu Aljazair, Bahrain, Laos, Madagaskar, Sudan, Vanuatu, dan Zimbabwe mengutus ketua parlemen. Negara-negara seperti Korea Utara, Suriah, Timor Leste, Vanuatu, dan Vietnam juga mengutus wakil ketua parlemen masing-masing. Sementara tiga negara yang diwakili kedutaan besar adalah Nigeria, Turkey, dan Mongolia.
 
Acara pembukaan konferensi parlemen ini berisi laporan Ketua Panitia Dr. Nurhayati Ali Assegaf. Setelah paparan Ketua Panitia, acara dilanjutkan dengan sambutan Ketua DPR RI Setya Novanto.

Presiden Joko Widodo membuka secara resmi ASIA AFRICA PARLIAMENTARY CONFERENCE TO COMMEMORATE THE 60TH ASIAN AFRICAN CONFERENCE: Strengthening the role of parliament in the South-South Cooperation to promote world peace and prosperity
 
Agenda diskusi di dalam acara Konferensi Asia Afrika terbagi menjadi tiga. Agenda diskusi pertama bertema “Working together for peace and prosperity: Parliamentary cooperation in promoting post-2015 Development Agenda."

Acara yang akan dimulai pada pukul 09.45-12.30 WIB dipandu Ketua BKSAP Dr. Nurhayati Ali Assegaf akan menghadirkan pembicara kunci, Presiden ke-6 Republik Indonesia, Profesor Susilo Bambang Yudhoyono yang kini guru besar Universitas Pertahanan dan Presiden Global Green Growth Institute.

Sekadar informasi, sejak beberapa tahun terakhir, diskursus internasional mengenai agenda pembangunan setelah 2015 mengemuka.

Perumusan agenda pembangunan global pasca-2015 saat ini telah diramaikan oleh sejumlah mekanisme, beberapa di antaranya, Sekjen PBB telah membentuk High Level Panel of Eminent Persons on Post-2015 Development Agenda dengan Ketua Bersama Presiden SBY (Indonesia), PM David Cameron (Inggris), Presiden Ellen Johnson Sirleaf (Liberia). HLPEP telah mengakhiri tugasnya pada akhir tahun 2013 lalu dan menghasilkan 12 tujuan pembangunan baru.

Ada pula mekanisme melalui Open Working Group (OWG) UN Sustainable Development. Indonesia tergabung OWG tersebut dengan format keanggotaan bersama (troika) dengan China dan Kazakhstan.

OWG pada pertengahan tahun 2014 telah menghasilkan 17 usulan yang disebut Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs tersebut diharapkan dapat menjadi landasan dialog dan negosiasi terkait agenda pembangunan pasca 2015.

Agenda pembahasan pada sesi kedua mengambil tema New Asian African Strategic Partnership (NAASP): The way forward. Sesi ini dimulai pada pukul 14.00-16.30 WIB akan dipandu oleh Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon.

Sebagai hasil dari KTT Asia Afrika 2005 yang diselenggarakan di Jakarta, Indonesia pada tanggal 22 – 23 April 2005 telah diadopsi dan ditandatangani sebuah deklarasi Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (New Asian African Strategic Partnership/ NAASP).

Tujuannya, untuk memberikan platform bagi negara–negara Asia-Afrika ke arah masa depan yang lebih baik berdasarkan kemandirian yang kolektif dan memastikan terciptanya lingkungan internasional yang kondusif demi kepentingan masyarakat Asia dan Afrika.

Berbagai macam platform kerja sama, seperti Asian-African Sub Regional Organizations Conference (AASROC) dan NAASP adalah suatu manifestasi dari kepentingan negara–negara Asia dan Afrika.

Tawaran dari DPR RI Sesi kedua akan ditutup dengan intervensi/ pernyataan dari anggota delegasi.

Sesi ketiga Konferensi Parlemen Asia-Afrika mengambil tema Special discussion on Solidarity to Palestine. Sesi yang dimulai pada pukul 16.30-17.45 WIB akan dipandu oleh Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah. Konferensi Asia-Afrika (KAA) telah berlalu lebih dari enam puluh tahun yang lalu.

Banyak negara dunia ketiga yang berhasil membebaskan diri dari belenggu penjajahan dan membangun negara yang berdaulat. Namun, cita-cita kemerdekaan ternyata tidak dapat dinikmati oleh bangsa Palestina.

Hingga kini Palestina masih memperjuangkan cita-cita mendirikan negara sendiri lepas dari pendudukan Israel. Keberhasilan KAA dalam meningkatkan harga diri negara-negara terjajah ternyata masih menyisakan kenyataan pahit adanya penjajahan suatu bangsa atas bangsa lain.

Masalah Palestina boleh jadi menjadi satu-satunya masalah klasik terkait hak menentukan nasib sendiri (self-determination) yang belum terselesaikan hingga kini. Isu Palestina menjadi salah satu prioritas dalam rencana aksi NAASP.

Agenda dukungan negara-negara Asia-Afrika kepada Palestina secara eksplisit masuk ke dalam pilar solidaritas politik, satu di antara tiga pilar pokok Rencana Aksi NAASP yaitu solidaritas politik, kerjasama ekonomi, dan hubungan sosial-budaya.  Sesi ini diakhiri dengan intervensi/ pernyataan dari masing-masing anggota delegasi.

Setelah rangkaian acara konferensi di atas, resolusi konferensi akan dituangkan dalam Declaration of the Asian- African Parliaments yang nantinya akan diadopsi oleh para peserta delegasi.

Dalam deklarasi tersebut DPR RI menawarkan beberapa poin untuk diadopsi. Pertama, penguatan kerjasama antar parlemen Asia-Afrika perlu dilakukan dengan langkah progresif, salah satunya KAA kali ini dapat menjadi batu loncatan mewujudkan uni Parlemen Asia-Afrika.

Kedua, akan dibahas dukungan pada pengakuan Palestina sebagai negara berdaulat di tanahnya sendiri. Bentuk dukungan pada negara dan rakyat Palestina adalah bentuk solidaritas negara-negara Asia-Afrika.

Ketiga, deklarasi akan mempertegas pembahasan mengenai reformasi tata kelola PBB, poin ini menindaklanjuti salah satu poin yang hanya menyinggung “reformasi lembaga-lembaga multilateral” yang termaktub dalam New Asian African Strategic Partnership (NAASP) yang diadopsi pada KAA 2005.

Keempat, mendukung terwujudnya agenda pembangunan global yang baru yakni: Sustainable Development Goals (SDGs). Selain SDGs, beberapa isu-isu seperti Conference of the State Parties of the United Nations Framework Convention on Climate Change (COP UNFCCC) 21 di Paris, pada 2015 akan dibahas untuk menyamakan aspirasi di COP 21.  (www.dpr.go.id)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya