KAA Uji Peran dan Posisi Indonesia di Pentas Internasional

Para pemimpin KTT Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia Afrika
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA.co.id - Konferensi Asia Afrika menjadi kesempatan Indonesia untuk menguji peran dan posisinya dalam pentas internasional. Diharapkan Konferensi Asia Afrika ini dapat memberikan hasil nyata bagi pembangunan negara Asia dan Afrika terutama dalam hal kerjasama untuk perdamaian dan kesejahteraan post MDGs 2015 Development Agenda dan solidaritas Palestina merdeka.

Demikian disampaikan Wakil Ketua BKSAP DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Meutya Hafid, ditemui disela-sela persiapan Konferensi Parlemen Asia Afrika 2015, di Jakarta, Selasa 22 April 2015.
 
“Pertanyaannya nanti setelah KAA adalah seberapa jauh hasil KAA hari ini bisa dilaksanakan oleh peserta Konferensi dan memberikan hasil baik bagi peningkatan pembangunan dan perbaikan masyarakat Asia-Afrika,” ujar Meutya.
 
Kata dia, dahulu tahun 1955, tujuan KAA adalah perjuangan negara peserta untuk membebaskan diri dari belenggu kolonialisme. Saat ini tujuan KAA tidak hanya membebaskan diri dari kolonialisme namun juga bagaimana mensejahterakan dan memberikan perdamaian bagi masyarakat Asia Afrika.
 
Melalui Pembahasan Post-2015 Development Agenda, menurut Meutya, Indonesia bisa menjadi pelopor wacana pembangunan MDGs Pasca-2015 dan memunculkan solusi yang dapat diterapkan oleh negara-negara Asia-Afrika.

Pimpinan DPR Nilai Sudah Cukup Bukti Jadikan Ahok Tersangka

Di matanya, Indonesia sampai saat ini belum berhasil mencapai seluruh target MDGs 2015 diantaranya belum berhasil mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, meningkatkan kesehatan Ibu (angka Ibu meninggal akibat melahirkan), memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit bahaya lainnya, serta masih sulitnya masyarakat mengakses air bersih. 

Selain itu, sesuai korelasi/tujuan yang sama dengan tujuan utama KAA 1955, yaitu melawan “penjajahan” melalui adanya pengusungan Deklarasi kemerdekaan Negara Palestina (Declaration on Palestine) pada KAA tahun ini.

Menurut Meutya, penjajahan Israel terhadap Palestina harus dihentikan karena sudah sangat menyengsarakan kehidupan rakyat Palestina. Melalui Peringatan KAA yang ke-60 diharapkan ada tindakan nyata sehingga kemerdekaan Palestina dapat terwujud. Salah satu contoh nyata yang dapat dilakukan adalah setiap negara yang tergabung dalam KAA agar memberikan tempat untuk perwakilan Palestina mendirikan kedutaan besarnya di negara-negara Asia-Afrika.
 
Terkait Palestina, Meutya mengatakan, Komisi 1 DPR RI dengan Menlu RI Retno Marsudi juga telah membicarakan mengenai pembentukan kantor perwakilan Indonesia di Ramallah, secara prinsip Komisi 1 DPR RI menyetujui tinggal masalah teknisnya saja.
 
Selain Konferensi Asia Afrika yang akan dilaksanakan 24 April 2015 nanti di Bandung, Indonesia juga menjadi pelopor dan penyelenggara Konferensi Parlemen Asia-Afrika yang dihadiri oleh perwakilan 30 parlemen negara Asia Afrika.

Cita Citata Cabut Laporan terhadap Anggota DPR

Konferensi Parlemen Asia Afrika akan dilaksanakan Kamis 22 April 2015 dengan menghadirkan Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Keynote Speaker pada pembukaan konferensi serta dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.

Anggota Komisi VII DPR RI Aryo Djojohadikusumo

Komisi VII Dukung Upaya Pemerintah Perkuat Pertamina

Demi mencapai kedaulatan energi.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016