Menantang Maut di Jembatan Warisan Suku Inca

Keshwa Chaca, jembatan warisan suku Inca
Sumber :
  • Flickr

VIVA.co.id - Lima ratus tahun lalu, ketika Suku Inca memperluas daerah kekuasaan mereka di dataran tinggi Andes, mereka menciptakan jaringan jalan agar bisa memobilisasi pasukan, orang, serta barang secara efisien, melintasi pegunungan. Padahal, perbukitan Andes bukanlah medan yang mudah dilalui. 

Berkunjung ke Tempat Bertarungnya Gladiator di Tunisia

Puncak-puncak bukit nan tinggi, tebing curam dan lembah di tepi ngarai ada di sana, sini. Guna menghubungkan semua itu, Suku Inca menciptakan sistem jembatan gantung. Mudah dibuat serta bisa diputus kapan saja ketika musuh menyerang.

Sejak saat itu, jembatan menjadi bagian tidak terpisahkan dari Suku Inca. Bahkan, di era kejayaan mereka, Suku Inca sukses membangun jembatan yang menghubungkan jaringan jalanan sepanjang 40 ribu kilometer. Jika diterjemahkan ke masa modern, jalanan itu menghubungkan Ekuador dan Argentina. 

Tanpa Tongsis, Bagaimana Gaya Liburan Turis Zaman Dahulu

Sayangnya, jembatan gantung Suku Inca yang terbuat dari rami serta akar pepohonan, mudah lapuk, jika tidak dirawat dan diperbarui. Akibatnya, saat Suku Inca menghilang sekitar abad ke-17, jembatan-jembatan gantung itu pun ikut punah. 

Namun, masih ada satu jembatan tersisa. Warisan terakhir Suku Inca itu berlokasi di Huinchiri, Provinsi Canas, Peru. Terletak sekitar 100 meter di atas Sungai Apurimac, terbentang sebuah jembatan gantung bernama Keshwa Chaca, yang terbuat dari tali rami, akar pohon, serta batang-batang kayu.

Lebih Dekat dengan Keindahan Negeri China

Jembatan tradisional itu tetap utuh berkat usaha para penduduk desa yang merawat dan memperbarui jembatan secara teratur. Mereka berusaha melestarikan warisan tersebut, dengan cara yang persis sama seperti yang diajarkan para leluhur. Karenanya, kendati terlihat rapuh, jembatan itu sebenarnya kuat. Bisa menahan beban belasan orang yang melintas hati-hati di atasnya. 

Dilansir Amusing Planet, jembatan gantung ini terdiri dari lima tali paralel dari serat Cabuya atau tanaman Maguey, yang dijalin dan dipilin, hingga diameternya mencapai 12 cm. Di masa lalu, setiap orang yang hendak melintasi Keshwa Chaca, harus membayar "pajak" berupa daun Cabuya. Suku Inca kemudian menggunakan daun-daun hasil pajak tersebut untuk memelihara jembatan.

Kini, sistem pajak daun itu memang sudah tidak lagi diberlakukan dan Keshwa Chaha tetap dijaga keberadaannya oleh pemerintah setempat sebagai daya tarik wisata. Mereka bahkan mengadakan ritual perbaikan jembatan setiap bulan Juni, yang menjadi jadwal utama kunjungan turis ke Andes. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya