- iStockphoto
VIVA.co.id - Kulit putih, sering menjadi tolak ukur kecantikan wanita Indonesia. Ditambah dengan banyaknya produk kosmetik yang menggiring opini masyarakat ke arah tersebut. Padahal, kulit putih bukan keindahan kulit asli Indonesia.
Hal tersebut diutarakan dermatologis dr Abraham Arimuko. Ia menjelaskan bahwa pengertian dari keindahan kulit pada setiap orang berbeda-beda. Kulit putih, tak melulu berarti cantik.
Seharusnya, masyarakat Indonesia bangga dengan warna kulit sawo matang, karena lebih tahan terhadap risiko kanker kulit.
"Sebenarnya, keunggulan kulit Asia itu semakin gelap, semakin kuat kita terhadap paparan sinar matahari. Ini karena secara alamiah, tubuh mengeluarkan pigmen untuk melindungi kulit dari sinar matahari," kata pria yang akrab disapa dr. Ari tersebut, saat ditemui dalam acara Nivea Kampanyekan "Enjoy The Sunshine Goodness" di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, belum lama ini.
Fungsi pigmen ini, lanjut dr Ari, sebagai penahan paparan sinar ultra violet atau UV yang dapat merusak kulit. Dengan kata lain, orang Indonesia yang berkulit sawo matang, punya risiko lebih rendah terkena kanker kulit. Hal tersebut dibuktikan dengan intensitas pengidap kanker kulit di Indonesia yang terbilang jarang, bila dibandingkan para pemilik kulit putih di Eropa dan Amerika.
"Orang bule lebih sering kena kanker kulit karena orang kulit putih pigmennya sedikit, sehingga kemungkinan pigmen untuk melindungi kulit semakin kecil," tambah dr Ari, yang berharap masyarakat, terutama kaum hawa, tidak mudah termakan promosi kulit putih dari brand kecantikan.