Studi: Polusi Udara Bisa Susutkan Otak

Ilustrasi wanita mengenakan masker.
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVA.co.id
Sopir Sedan di Tangsel Jadi Tersangka Usai Tabrak Pemotor dan PKL
- Studi peneliti di Amerika Serikat menemukan polusi udara bisa berdampak pada penurunan volume otak manusia.

Pecahkan Rekor Tertinggi, Harga Emas Hari Ini Tembus Rp 1.249.000 Per Gram

Hasil pengukuran Beth Israel Deaconess Medical Center, Boston, AS menemukan peningkatan polusi udara mengakibatkan pengurangan volume otak manusia.
Ten Hag Bawa 3 Pemain Man Utd U-18 ke Tim Senior


Dikutip dari Live Science,
Jumat 24 April 2015, menyebutkan kesimpulan ini dicapai peneliti setelah pengujian kesehatan 943 responden dewasa di New England, AS yang berusia minimal 60 tahun.


Dalam studi, peneliti menggunakan pencitraan resonansi magnetik (MRI) untuk melihat struktur otak responden dan membandingkan dengan tingkat polusi udara di mana mereka bertempat tinggal.


Hasilnya, peneliti menemukan peningkatan 2 mikragram per meter kubik polusi udara terkait dengan 0,32 persen penurunan volume otak.


"Jumlah perubahan dalam volume otak itu setara sekitar satu tahun penuaan otak," ujar Elissa H. Wilker, peneliti epidemiologi kardovaskular Beth Israel Deaconess Medical Center.


Peneliti mengatakan, secara umum volume otak yang lebih kecil disebabkan hilangnya neuron yang muncul akibat penuaan.


Disebutkan, peningkatan 2 mikorgram per meter kubik partikel itu juga terkait dengan meningkatkan 46 persen risiko
silent stroke
responden.


Peneliti mengatakan, responden yang tinggal di area dengan tingkat polusi udara tinggi memiliki volume otak yang lebih kecil. Mereka juga rentan terkena
silent stroke
dibandingkan dengan orang yang tinggal di area yang tingkat polusinya tidak lebih tinggi.


Studi polusi udara dan perubahan volume otak ini merupakan yang pertama dilakukan. Sebelumnya, studi serupa hanya dilakukan pada otak anak kecil.


Peneliti mengatakan, belum mengetahui secara pasti kenapa polusi udara mungkin bisa mengubah otak orang dewasa. Peneliti menduga polusi udara mungkin menyebabkan peradangan, tapi kata Wilker, peneliti masih mendalami kaitan tersebut.


Wilker juga menegaskan hasil studi timnya belum pasti membuktikan penyebab dan dampak hubungan antara polusi udara serta perubahan otak.


"Hasil baru itu mungkin membantu para peneliti memahami apa yang terjadi antara polusi udara dan dampak serius seperti
stroke
dan pelemahan kognitif," ujar Wilker.


Studi ini telah dipublikasikan 23 April 2015 dalam
American Heart Association Journal Stroke.
(art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya