CEO Bakrie Center Foundation, Imbang J Mangkuto

Menyemai Pemimpin Lewat Pendidikan

CEO Bakrie Foundation, Imbang J Mangkuto
Sumber :
  • Arinto Tri Wibowo

VIVA.co.id - Indonesia merupakan negara besar. Namun, hingga saat ini bangsa ini masih jauh tertinggal dari sejumlah negara tetangga, khususnya dalam bidang ekonomi. Sumber daya alam (SDA) yang besar ternyata belum mampu menyejahterakan rakyat. Sebaliknya, kekayaan alam itu membuat negara lain berlomba-lomba menjarahnya dengan berbagai cara.

Anak Muda Mulai Lirik Pasar Modal dan Keuangan Syariah

Di sisi lain, kualitas pendidikan bangsa ini juga masih menjadi persoalan. Masih banyak generasi muda yang tak bisa mengenyam pendidikan tinggi karena keterbatasan biaya. Sementara, untuk menjadi seorang pemimpin yang tangguh dan berwawasa luas dibutuhkan pendidikan yang memadai. Hal yang sama juga berlaku untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan.

Berangkat dari kondisi tersebut, keluarga besar Bakrie mendirikan Bakrie Center Foundation (BCF). Lembaga berbentuk yayasan ini didedikasikan untuk menciptakan pemimpin yang tak hanya memiliki intelektual tinggi, namun juga memiliki jiwa wirausahawan. Caranya, dengan memberikan beasiswa pendidikan, training dan pendampingan.

CEO BCF, Imbang J Mangkuto yakin, program ini akan mampu menyemai hadirnya para pemimpin yang tangguh dan memiliki intelektualitas serta wawasan luas. Demikian petikan wawancara VIVA.co.id dengan Imbang J Mangkuto beberapa waktu lalu. Wawancara dilakukan di kantornya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Ini Pemenang POR Bakrie 2015

Kapan BCF didirikan?
Lembaga ini didirikan pada 2010 oleh keluarga Bakrie generasi ketiga.

Apa latar belakang berdirinya lembaga ini?

Bakrie Center Foundation Sediakan 120 Beasiswa Pasca Sarjana

Bakrie sejak generasi kedua tumbuh luar biasa. Kemudian datang generasi ketiga yang lebih banyak dari generasi kedua. Ada satu harapan, generasi ketiga untuk bisa lakukan sesuatu yang lebih besar lagi.

Apa tujuan dari berdirinya lembaga ini?

Menyiapkan calon pemimpin nasional di masa depan di segenap lapisan masyarakat. Insya Allah suatu saat kita bisa dapatkan calon pemimpin itu, yang mendorong pertumbuhan perekonomian RI. Sebab, diprediksi 2045, kita berada di nomor 5 ekonomi terbesar di dunia.

Maksudnya?

Kami memberikan beasiswa S2.

Kenapa S2?

Karena kita sudah ada S1. S2 juga dalam konteks kompetisi global. China hasilkan 600 ribu S2 tiap tahun. RI hanya 23 ribu tiap tahun. Kita butuh 100 ribu lulusan S2 setiap tahun. Jadi masih ada sisa 70 ribu lagi.

Apa jumlah lulusan S2 penting?

Angka itu tak terlalu penting. Karena yang penting sedikit tapi dampaknya luar biasa. Tapi dalam ilmu ekonomi ada istilah skala ekonomis. yaitu skala itu usaha ini berada dalam titik yang sudah efisien. Untuk bisa capai efisiensi tinggi ada kaitan dengan volume kegiatan. Kita harus gede agar terus bisa bersaing.

Selain memberi beasiswa?
Kami memberi training. Peserta training bukan hanya penerima beasiswa dari kami, tapi juga penerima beasiswa dari tempat lain.

Berapa pesertanya?

Pesertanya sudah 1500 orang.

Apa materinya?

Ada tiga wawasan. Pertama wawasan keilmuan, wawasan dunia usaha, dan wawasan sosial. Kami bermitra dengan KADIN.

Kenapa bermitra dengan KADIN?

Tujuannya untuk keluarkan jiwa pengusaha. Ini bukan jiwa untuk jadi pengusaha, tapi jiwa untuk orang agar makin maju.

Selain beasiswa dan training?

Beasiswa dan latihan hanya modal awal. Yang menentukan itu jadi atau tidak adalah proses selanjutnya. Kalau itu dalam lingkungan yang bagus ya jadi pemimpin. kalau tidak ya nggak akan jadi.  Program ketiga kami yaitu pasca traning. Mentoring dan coaching.

Bagaimana konsepnya?

Kita gunakan konsep dengan cara kerja sistem sel dan pembinaan berjenjang. Angkatan di atas mendampingi  yang di bawahnya. Itu salah satu elemen pendampingan. Sementara untuk mentoring dan coaching dilakukan orang berpengalaman, yang kita ambil dari KADIN dan tokoh masyarakat.

Apa kriteria mahasiswa yang bisa mendapatkan beasiswa?

Persyaratannya cukup tinggi. Kompetensi akademik dan rekam jejak kepemimpinan. Kompetensi akademik kita batasi IPK S1 minimal 3,5. Persyaratan kedua soal rekam jejak kepemimpinan. Paling gampang ini aktif di organisasi kampus. Kita lihat di kampusnya pada posisi utama ketua, wakil ketua dan sekretaris BEM.

Selain itu?

Ketika kuliah sambil usaha, sambil kerja, dan ketika kuliah dia aktif sebagai relawan lembaga resmi.

Bagaimana proses seleksinya?

Tahun ini mulai ada perbaikan. Dulu kerja sama dengan kampus, mereka yang lakukan short list. Kalau kuotanya 10, kita minta minimal 25 kandidat, lalu kita interview kemudian kita pilih. Tahun ini kita ganti. Mereka langsung daftar ke kita.

Berapa yang sudah daftar?

Sekarang sudah ada 2 ribu lebih yang mendaftar. Padahal kita hanya pilih 80. Kita dapat dari 2 ribu ada 300 yang penuhi persyaratan kita interview. Mulai tahun ini kita mulai video call.

Darimana dana untuk membiayai program ini?

Karena didirikan oleh keluarga Bakrie generasi ketiga. Mereka yang menyiapkan dananya.

Selain beasiswa, apa program lain BCF?
Program kami ada dua, leadership dan kajian kebijakan. Karena, ketika kita menyiapkan calon pemimpin, mereka harus dekat dengan isu-isu kebijakan.

Apa harapan Anda?

Secara pribadi saya sangat antusias bisa mengembangkan yayasan yang kemudian jadi yayasan yang berikan manfaat dan masyarakat mau dan senang berpartisipasi dan suatu saat diwariskan ke masyarakat.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya