Perusahaan Asing Ajarkan Indonesia Rusak Hutan

Kebakaran hutan di Riau
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Satgas Bencana Asap Riau
VIVA.co.id
- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Indonesia punya banyak pengalaman dalam merusak hutan. Menurut dia, yang mengajarkan adalah negara-negara lain, yang ingin mengambil keuntungan dari kekayaan sumber daya alam (SDA) di Tanah Air.


Sebenarnya, lanjut Kalla, 150 hektare hutan Indonesia dulu terpelihara dengan baik. Namun, sejak masuknya perusahaan-perusahaan asing dari Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan, misalnya, hutan Indonesia mulai rusak.


"Kita tidak tahu bagaimana menghancurkan hutan sampai mereka datang dan mengajarkan kita caranya menghancurkan hutan," kata dia saat membuka
Tropical Landscapes Summit bertajuk A Global Investment Opportunity 2015
, Jakarta, Senin 27 April 2015.


Dia menegaskan, perusahaan asing itu sebenarnya harus lebih banyak berkontribusi dalam pelestarian lingkungan. Apalagi, kompensasi pengelolaan hutan yang ditetapkan pemerintah sangat kecil.


Restorasi Gambut Harus Dilakukan Pemerintah Bukan LSM
"Hanya dengan US$5 per meter, mereka minta kita merawat hutan? Padahal, manfaatnya mereka ambil," kata JK.

Ini Cara Atasi Hambatan Ekspor Hasil Hutan RI

Terlepas dari hal itu, menurut Kalla, bisnis berbasis rapah lingkungan merupakan tanggung jawab semua pihak. Sehingga, efek ganda yang dihasilkan dari bisnis itu dapat dirasakan maksimal.
Banyak Negara Buat Aturan Hambat Ekspor Hasil Hutan RI


"Kalau tidak bisa mendorong ini (ekonomi hijau), kita tidak bisa mendorong hak asasi, hak untuk generasi penerus, dan tentunya tidak bisa menekan kemiskinan," lanjut JK. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya