Laba Bersih Astra International Anjlok 16 Persen

SATU Indonesia Awards 2014
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
Laba Bersih Astra International Anjlok 12%
- PT Astra International Tbk (berkode saham ASII) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 16 persen menjadi Rp3,99 triliun, atau Rp99 per lembar saham pada kuartal pertama tahun ini. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp4,7 triliun.

2016: Saatnya Lebih Mencintai Hidup dan Jalani Mimpi

Presiden Direktur ASII, Prijono Sugiarto, mengatakan, pemicu turunnya laba disebabkan oleh penurunan penjualan di sektor otomotif, agribisnis, serta infrastruktur dan logistik.
Anak Usaha Astra Ikut Bangun Tol Semarang-Solo


"Kenapa turun, karena bidang otomotif penjualan roda dua turun 14 persen, penjualan mobil turun 21 persen. Karena sekitar 40-an persen profit Astra itu di otomotif. Sementara untuk Agro Lestari turun karena harga komoditi yang rendah," ujarnya di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Selasa 28 April 2015.


Prijono mengaku, kontribusi penurunan terbesar pada kuartal pertama tahun ini berasal dari divisi agribisnis yang mencapai 80 persen, dari Rp625 miliar menjadi Rp124 miliar. "Disebabkan rendahnya harga komoditi CPO," tuturnya.


Sementara, di sektor otomotif, perseroan mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 21 persen dari Rp2,05 triliun menjadi Rp1,6 triliun. Penurunan tersebut seiring dengan melemahnya penjualan kendaraan bermotor perseroan.


Pada kuartal pertama, penjualan mobil melemah 21 persen dengan pangsa pasar yang turun 49 persen. Sedangkan penjualan sepeda motor nasional turun 14 persen, meski pangsa pasar naik menjadi 68 persen.


Namun, lanjutnya, beberapa divisi mencatatkan kenaikan laba bersih. Di antaranya, divisi jasa keuangan yang naik 21 persen dari Rp981 miliar menjadi Rp1,2 triliun. Divisi alat berat yang naik tiga persen menjadi Rp938 miliar, sedangkan divisi teknologi informasi naik 42 persen menjadi Rp37 miliar.


Secara keseluruhan posisi kas bersih Astra, tidak termasuk anak-anak perusahaan divisi jasa keuangan mencapai Rp1,3 triliun, dibandingkan dengan utang bersih sebesar Rp3,3 triliun pada akhir tahun 2014. Bisnis jasa keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp45,5 triliun, dibandingkan dengan akhir tahun 2014 sebesar Rp45,9 triliun.


"Dua divisi turun, tapi diimbangi dengan divisi jasa keuangan teknologi informasi, dan alat berat dan pertambangan," ujarnya.


Selain itu, Prijono juga menyebut, turunnya profit perseroan disebabkan oleh belum terealisasikan proyek-proyek perseroan. Namun, pihaknya optimis, satu atau dua tahun ke depan proyek tersebut dapat mendatangkan profit.


"Sekitar Rp20 triliun proyek masih belum terealisasi dan mendatangkan profit, itu yang sebabkan keuangan Astra terlihat datar. Tapi, kami percaya satu atau dua tahun ke depan, proyek tersebut  bisa bawa hasil yang lebih baik," tambahnya. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya