NASA Klaim Punya Teknologi ke Bulan Hanya Empat Jam

Roket Chang'e-3 milik China meluncur ke antariksa.
Sumber :
  • REUTERS/China Daily

VIVA.co.id - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengklaim telah sukses mengembangkan teknologi yang mempercepat perjalanan ke bulan dan antariksa.

Rusia Ingin Bongkar Kebenaran Pendaratan AS di Bulan

Perjalanan ke bulan dengan teknologi baru itu diklaim lebih cepat dari penerbangan lintas negara di bumi. Teknologi yang dimaksud, yaitu berbasis elektromagnetik drive, atau EM Drive.

Dikutip dari Cnet dari NASASpaceFlight.com, Kamis 30 April 2015, teknologi itu telah diuji coba pada ruang vakum yang didesain seperti lingkungan antariksa.

Teknologi di balik EM Drive secara sederhana mengubah energi listrik menjadi daya dorong tanpa memerlukan bahan bakar pada roket (propelan).

Skema ini pada dasarnya susah dijalankan, sebab bertentangan dengan hukum gerak Newton. Pada hukum ini menetapkan propelan harus muncul pada roket tradisional.

Beberapa ilmuwan dari Inggris Raya, AS, dan Tiongkok juga belum berhasil mencoba EM Drive selama 15 tahun terakhir ini.

Jika teknologi itu berhasil dikembangkan dan diimplementasikan pada misi antariksa masa depan, akan membuat perjalanan ke antariksa lebih cepat, murah, dan makin efisien.

5 Hidangan Sup Terbaik di Dunia, Rawon dan Soto Betawi Peringkat Teratas

Bahkan, ilmuwan memperkirakan kecepatannya bisa menapaki kecepatan yang lebih dari perjalanan cahaya. Perjalanan ke bulan juga bisa ditempuh dalam empat jam saja, layaknya penerbangan lintas negara.

Teknologi tersebut telah diuji coba di fasilitas Johnson Space Center (JSC), di Texas, AS.

"Pekerjaan saya hanya mengatasi problem mendasar yang merintangi penerbangan antariksa berawak dari misi bulan," ujar Paul March, insinyur yang menguji EM Drive pada laboratorium Eagleworks di JSC.

Meski sudah diklaim berhasil, tetapi terobosan teknologi itu masih memerlukan pengujian lebih banyak lagi. Hal ini untuk memastikan terobosan tersebut, bisa dipakai dan setiap pesawat antariksa nantinya menggunakan EM Drive.

Namun, EM Drive ini membutuhkan pembangkit tenaga nuklir di dalam pesawat. Hal inilah yang menjadi tantangan, apakah NASA mampu melewati gagasan kontroversial tersebut. 

Seperti diketahui, pemanfaatan tenaga nuklir masih memicu kontroversi, terutama soal efek bagi keselamatan lingkungan dan awak yang turut dalam misi. Salah satu yang dikhawatirkan adalah radiasi yang dihasilkan dari tenaga nuklir tersebut. (asp)

Kala Prabowo Kenang Masa Digembleng Senior di TNI, Begini Kisahnya
Ilustrasi Bulan dan Bumi

2030, Rusia Ambisi Bangun 'Rumah' di Bulan

Rusia sedang siapkan roket khusus dan kendaraan pendarat.

img_title
VIVA.co.id
4 Desember 2015