Pertumbuhan Ekonomi Dunia Melemah, Ini Sebabnya

Ekonomi China
Sumber :
  • REUTERS/China Daily
VIVA.co.id
- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan penyesuaian asumsi makro nasional dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) perlu dilakukan. Pemikiran tersebut muncul melihat perlambatan pertumbuhan ekonomi global sepanjang 2015 yang turut berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi nasional.


"Asumsi pertumbuhan ekonomi seharusnya tidak terkunci dan bisa berubah. Pertumbuhan ekonomi berlaku dinamis mengikuti pertumbuhan global," ucapnya di Jakarta, Rabu, 13 Mei 2015.


Seperti diketahui asumsi pertumbuhan ekonomi dalam APBN-Perubahan 2015 sebesar 5,7 persen. Namun, pemerintah pesimistis dapat mencapai target tersebut. Pada triwulan I 2015 saja pertumbuhan ekonomi nasional dikisaran lima persen.


Dipaparkannya melihat tantangan dari luar, IMF pun memrediksi pertumbuhan ekonomi global sekarang 3,1 persen. Sudah menurun dari prediksi sebelumnya di Januari tahun ini dari yang sebelumnya 3,6 persen.


Menurut Bambang, salah satu penyumbang perlambatan ekonomi global ialah melambatnya perekonomian China. Sebelumnya, pertumbuhan China yang diproyeksi 7,4 persen diubah menjadi 6,8 persen. Namun, kuartal I 2015 ekonomi China tumbuh tujuh persen.

Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi

Kemudian, faktor global lainnya ialah normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS). Bambang mengatakan, perbaikan ekonomi AS sedang berjalan terlihat dengan adanya penguatan dollar atau disebut super dollar.
Bursa Asia Pasifik Tertekan Dinamika Pilpres AS


Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016
Dia menjelaskan, penguatan dolar menjadi kekhawatiran tersendiri karena menghantam perekonomian negara-negara lain.

"Akan menimbulkan gejolak di
secondary
maupun di Indonesia," ujarnya.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya