Sumber :
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Tiga bank pelat merah memberikan fasilitas lindung nilai, atau
hedging
kepada PT Pertamina. Ketiga bank itu adalah Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetjipto, Rabu 13 Mei 2015, mengungkapkan bahwa fasilitas lindung nilai yang diberikan mencapai US$2,5 miliar.
"Kami mendapatkan total US$2,5 miliar untuk hedging valas (valuta asing) sebagai salah satu milestone kita, yaitu perbaikan struktur keuangan," ujarnya di Bank Indonesia, Jakarta Pusat.
Menurutnya, fasilitas hedging ini penting, karena kondisi transaksi impor yang dilakukan oleh Pertamina saat ini sangat besar. Pada tahun lalu saja, nilai impor minyak yang dilakukan Pertamina mencapai US$31 miliar dan impor produk sebesar US$25 miliar.
Dwi menjelaskan, valas ini juga digunakan untuk pembiayaan operasional dan pendanaan capex (belanja modal). "Karena sebagian besar suku cadang dan peralatan dibeli dari luar tapi hampir 90 persen penerimaan (perseroan) dalam rupiah," jelasnya.
Dia juga mengatakan, fasilitas lindung nilai diperlukan, karena selama ini kebutuhan pendanaan dolar dipenuhi oleh perusahaan melalui pinjaman korporasi dan pinjaman internasional.
"Dengan adanya ini akan mendorong stabilitas ekonomi makro bila terjadi depresiasi nilai tukar. Kami harap, hedging kami berjalan baik dan berkontribusi positif," tuturnya. (asp)
Baca Juga :
Dapat Arahan Menteri BUMN, PLN Bakal Caplok PGE
Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetjipto, Rabu 13 Mei 2015, mengungkapkan bahwa fasilitas lindung nilai yang diberikan mencapai US$2,5 miliar.
"Kami mendapatkan total US$2,5 miliar untuk hedging valas (valuta asing) sebagai salah satu milestone kita, yaitu perbaikan struktur keuangan," ujarnya di Bank Indonesia, Jakarta Pusat.
Menurutnya, fasilitas hedging ini penting, karena kondisi transaksi impor yang dilakukan oleh Pertamina saat ini sangat besar. Pada tahun lalu saja, nilai impor minyak yang dilakukan Pertamina mencapai US$31 miliar dan impor produk sebesar US$25 miliar.
Dwi menjelaskan, valas ini juga digunakan untuk pembiayaan operasional dan pendanaan capex (belanja modal). "Karena sebagian besar suku cadang dan peralatan dibeli dari luar tapi hampir 90 persen penerimaan (perseroan) dalam rupiah," jelasnya.
Dia juga mengatakan, fasilitas lindung nilai diperlukan, karena selama ini kebutuhan pendanaan dolar dipenuhi oleh perusahaan melalui pinjaman korporasi dan pinjaman internasional.
"Dengan adanya ini akan mendorong stabilitas ekonomi makro bila terjadi depresiasi nilai tukar. Kami harap, hedging kami berjalan baik dan berkontribusi positif," tuturnya. (asp)
![Pengumuman Direksi Pertamina oleh Menteri BUMN](https://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2014/11/28/282415_pengumuman-direksi-pertamina-oleh-menteri-bumn_375_211.jpg 640w, https://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2014/11/28/282415_pengumuman-direksi-pertamina-oleh-menteri-bumn_375_211.jpg 1920w)
Pertamina Pelajari Rencana PLN Caplok PGE
Pengkajian secara bisnis dilakukan perseroan.
VIVA.co.id
10 Agustus 2016
Baca Juga :