Bambang: RI Masih Waspadai Risiko Kebijakan Moneter AS

Menkeu Bambang PS Brodjonegoro.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVA.co.id
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
- Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, di tengah kinerja sektor keuangan yang masih menunjukkan tren positif, Indonesia tetap harus mewaspadai berbagai tantangan yang tidak mudah, terutama dari sisi eksternal.

Bursa Asia Pasifik Tertekan Dinamika Pilpres AS

Menurutnya, hal itu diperkuat dengan direvisinya proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun ini, menjadi sekitar 3,1 persen.
Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2016


“Dari
World Economic Outlook
IMF, kita melihat bahwa prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2015 sudah diturunkan menjadi 3,1 persen untuk pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2015,” jelas Bambang, seperti dikutip dari laman Kementerian Keuangan, Jumat 15 Mei 2015.


Bambang memaparkan, sebelumnya, pada awal Januari lalu, IMF memproyeksi perekonomian dunia dapat tumbuh pada kisaran 3,6 persen pada tahun ini.


Revisi atas prediksi pertumbuhan ekonomi dunia tersebut, lanjut Bambang, membuat beberapa perekonomian besar dunia juga mengalami perlambatan pertumbuhan. “Yang utama adalah Tiongkok,” katanya.


Dia mengungkapkan, perekonomian Tiongkok untuk tahun 2015 ini diperkirakan hanya akan tumbuh di kisaran 6,8 persen.


“Prediksi sekitar 6,8 sampai 7 persen adalah prediksi yang lebih masuk akal untuk ekonomi Tiongkok yang baisanya di masa lalu bisa tumbuh di atas 10 persen dan dalam jangka waktu yang begitu lama,” jelasnya.


Lebih lanjut, Bambang mengatakan, selain perlambatan di global dan beberapa perekonomian penting, di sisi lain, Indonesia juga dihadapkan pada risiko global dari normalisasi kebijakan moneter di Amerika Serikat.


Menurutnya, hal itu sebagai akibat dari belum stabilnya pemulihan ekonomi di Amerika Serikat.


“Memang proses recovery ekonomi di Amerika Serikat sudah berjalan, tetapi banyak pihak di Amerika sendiri yang menganggap itu belum stabil. Belum stabil dalam konteks penciptaan lapangan kerja, pengurangan pengangguran, ternyata belum seperti yang diharapkan,” ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya