Sumber :
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
- Anggota Komisi VI DPR RI, Bambang Haryo S, melihat adanya ketidakkompakan di dalam sistem pemerintah, sehingga kebijakan akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) tadi malam dibatalkan.
Dia mempertanyakan koordinasi antarmenteri dan dugaan permainan politik di lingkungan istana terkait pembatalan kenaikan BBM oleh PT Pertamina (Persero).
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Sering Gonta-ganti Bensin, Bahaya Tidak?
Baca Juga :
Harga Resmi Pertamax Turbo, BBM dengan RON 98
Dia mempertanyakan koordinasi antarmenteri dan dugaan permainan politik di lingkungan istana terkait pembatalan kenaikan BBM oleh PT Pertamina (Persero).
"Perubahan sikap dalam 1,5 jam terlihat adanya tarik menarik kepentingan politik. Ada ego sektoral yang tidak terkendali," katanya saat dihubungi
VIVA.co.id
, Jumat 15 Mei 2015.
Selain itu, dia mempertanyakan kinerja menteri terkait yang tidak memberi masukan dan peringatan pada pemerintah.
Menurut dia, seharusnya menteri terkait seperti Menteri Perhubungan, Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan dan yang lain memberi masukan terkait rencana kenaikan dan dampak kenaikan BBM pada masyarakat.
Dengan demikian, ungkapnya, berbagai informasi mengenai kenaikan harga BBM dapat diantisipasi dan jelas, sebagai sikap pemerintah.
"Para menteri memble. Pemerintah tidak karuan. Ke mana para menteri. Saya enggak ngerti," katanya.
Dia menambahkan, dengan tidak sinkronnya kinerja kabinet, justru akan semakin menyengsarakan rakyat. Selain itu, informasi yang tidak jelas akan mengganggu stabilitas ekonomi.
"Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) harus dievaluasi total. Kalau perlu harus segera di
reshuffle
. Tidak perlu dipakai lagi itu menterinya," ungkap politisi Gerindra itu. (one)
Halaman Selanjutnya
"Perubahan sikap dalam 1,5 jam terlihat adanya tarik menarik kepentingan politik. Ada ego sektoral yang tidak terkendali," katanya saat dihubungi
