April, Rupiah Sempat Perkasa terhadap Dolar AS

Badan Pusat Statistik
Sumber :
  • VIVAnews/R. Jihad Akbar.
VIVA.co.id
Rupiah Melemah, Tertekan Gejolak Ekonomi Global
- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai tukar eceran rupiah terapresiasi atau menguat 0,23 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada April 2015 dibanding bulan sebelumnya. 

Sikap Pasar Modal dan Rupiah Soal Aksi Damai 4 November
Hasil survei bulanan BPS menjabarkan, transaksi eceran rupiah yang dilakukan melalui tempat penukaran uang atau money changer di 34 provinsi menunjukkan, rupiah sempat  menguat di level rata-rata Rp12.900 per dolar Amerika Serikat (AS).

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau
Penguatan rupiah tertinggi terjadi di Kalimantan Utara yang mencapai Rp12.222 per dolar AS, atau terapresiasi 7,53 persen dibanding bulan sebelumnya, yaitu 995 poin dolar AS dari Rp13.217 pada akhir Maret lalu. 

Meski secara rata-rata menguat, pada bulan lalu rupiah sempat melemah 0,62 persen menjadi Rp12.980 dari Rp12.907 per dolar AS.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo, mengatakan, transaksi ekspor dan impor paling besar memengaruhi fluktuasi nilai rupiah. 

"Nilai tukar eceran menggambarkan tingkat retail spot rate suatu mata uang. Mulai pertengahan Februari, BPS melaporkan nilai tukar eceran rupiah, melengkapi informasi real time nilai tukar rupiah transaksi eceran," kata Sasmito di kantornya, Jakarta, Jumat, 15 Mei 2015.

Secara umum pada April lalu, rupiah menguat hanya terhadap mata uang dolar AS. Sementara itu, terhadap beberapa mata uang lain seperti euro, rupiah cenderung melemah.  

"Rupiah melemah 0,52 persen terhadap euro menjadi Rp14.169 per euro dari Rp14.096 pada akhir bulan lalu. Rupiah juga melemah 0,33 persen terhadap yen Jepang menjadi Rp108,40 dari Rp108,04 per yen, serta terdepresiasi 1,72 persen terhadap dolar Australia menjadi Rp10.279 dari Rp10.105," tuturnya. 

Sebagai informasi, survei nilai tukar eceran rupiah ‎diperoleh dari survei monitoring perdagangan valuta asing (valas) di 34 provinsi dengan sampel 137 perusahaan. 

Responden adalah pedagang valas di ibu kota provinsi atau kabupaten/kota. Survei dilakukan pada Rabu tiap pekan. Data kurs jual dan kurs beli dikumpulkan kemudian dihitung kurs rata-rata (kurs tengah).

Data bulanan yang disajikan menunjukkan data pekan terakhir di bulan tersebut. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya