VIVA.co.id - Utusan Khusus Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim, Rachmat Witoelar, mengatakan, urusan perubahan iklim merupakan isu semua orang. Oleh sebab itu, perlu ada partisipasi dari seluruh pemangku kepentingan dalam menyikapi perubahan iklim.
Hal itu disampaikan Rachmat ketika membuka Pameran Pendidikan Perubahan Iklim Indonesia (ICCEFE) di Jakarta Convention Centre, pada Jumat, 15 Mei 2015. Kegiatan tersebut juga didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.
"Tujuan utama dari kegiatan itu penyediaan sarana komunikasi dan sosialisasi program perubahan iklim di Indonesia, khususnya agar semua pihak berpartisipasi untuk menyikapi isu ini," kata Rachmat.
Dia menjelaskan, edukasi dan penyebaran informasi mengenai isu perubahan iklim sangat penting dilakukan. Dengan pemahaman yang baik, Rachmat mengatakan, setiap individu dapat memahami permasalahan perubahan iklim dan berbagai dampaknya.
Pada tahun ini, ICCEFE mengambil tema "Penguatan Pembangunan Rendah Emisi untuk Masa Depan Berkelanjutan dan Mendukung Indonesia Menjadi Poros Maritim Dunia". Tema itu, Rachmat menjelaskan, merupakan respons dari kebijakan pembangunan nasional Presiden Joko Widodo yang terurai di dalam Nawa Cita.
Selain itu, untuk mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan gas rumah kaca.
"Jangan sampai Indonesia menunggu hingga terjadi bencana yang fatal, akibat perubahan iklim, baru kemudian bertindak. Semua pihak harus aktif mengendalikan perubahan iklim," dia menambahkan.
Upaya sosialisasi itu, sesuai dengan visi jangka panjang Indonesia yang pada 2030 ingin menurunkan gas emisi hingga 20 persen. (art)
Waspada DBD, Nyamuk Tak Mempan Lagi Fogging
Perubahan iklim memicu perkembangan nyamuk jadi lebih banyak dan kuat
