FBI Usut Klaim Peretas Bisa Bikin Pesawat Terbang Miring

Ilustrasi pesawat Falcon 50
Sumber :
  • Smart Cockpit

VIVA.co.id - Biro Penyelidik Federal (FBI) Amerika Serikat menyelidiki klaim pakar keamanan komputer yang mengaku telah meretas sistem pesawat dan membuat terbang miring. Peretas juga mengaku telah berhasil meretas sistem hiburan pesawat selama puluhan kali selama April.

Dikutip dari Abc News, Senin 18 Mei 2015, FBI akhirnya merilis ancaman dunia penerbangan kepada publik pada hari ini.

Dalam rilisnya, FBI menyebutkan pakar keamanan komputer dari Denver, Chris Roberts mengaku kepada FBI dia telah meretas sistem hiburan dalam pesawat sebanyak 15 hingga 20 kali. Roberts juga mengatakan selain meretas sistem hiburan, ia telah meretas salah satu mesin pesawat  sehingga membuat pesawat terbang miring.

Dalam rilis resmi, FBI membeberkan, untuk melancarkan serangannya, Roberts bertindak seperti seorang penumpang pada umumnya. Namun dia bisa merusak sistem hiburan melalui kotak yang berada di bawah kursi penumpang.

Sontak saja, pengakuan itu kemudian ditindaklanjuti oleh penegak hukum. Hasilnya, tidak ditemukan bukti peretas dapat mengendalikan pesawat seperti yang disampaikan Roberts.

"Sementara kami tak mengomentari pernyataan tanpa bukti spesifik. Kami tak menemukan informasi kredibel yang menunjukkan sistem kendali pesawat bisa diakses atau dimanipulasi dari sistem hiburan," ujar salah satu senior penegak hukum.

Ditegaskan, upaya untuk mengendalikan sistem pesawat adalah ilegal dan upaya yang berkaitan tersebut akan ditindak serius oleh penegak hukum.

Meski tak ditemukan adanya bukti peretasan, tapi menurut mantan pilot Marine Corps dan konsultan penerbangan, Steve Ganyard, mengatakan ada kemungkinan bisa dilakukan peretasan. Untuk itu Ganyard menegaskan pemerintah harus memandang hal itu sebagai problem serius.

Ini Bukti Sistem Keamanan Informasi RI Lemah

Dia mengatakan sejauh ini belum ada yang membuktikan peretasan bisa dilakukan di pesawat.

"Saya pikir orang bisa memasukkan virus, mengelabui kru, dan melakukan bermacam hal yang berpotensi bahaya. Tapi pada titik ini, kita tidak punya alasan menunjukkan seseorang bisa mengambil alih pesawat," ujar dia.

Diketahui, masalah ini bermula saat Roberts terbang dari United ke Denver. Ia memposting tentang sistem pesawat dan hal ini menarik perhatian dari FBI. Usai mendarat di Syracuse, New York, agen FBI langsung menemui Robert dan merampas lebih dari lusinan item elektronik.

Agen kemudian menemukan kotak elektronik kursi pesawa yang menunjukkan dalih peretasan Roberts.

Dalam keterangnnya, Roberts mengatakan aksi itu sulit dilakukan dan butuh waktu, riset dan keahlian untuk bisa mengendalikan pesawat.

Roberts mengaku dalam lima tahun terakhir ini tertarik meningkatkan keamanan pesawat.

Kantor Yahoo di AS

Hacker Jajakan 200 Juta Akun Pengguna Yahoo

Dijual di dark web seharga 3 bitcoins.

img_title
VIVA.co.id
4 Agustus 2016