Presiden Bank Dunia Tawarkan Utang Rp144 Triliun

Presiden Jokowi dan Presiden Bank Dunia Jim Young Kim
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andika Wahyu
VIVA.co.id
Risma: Jerman Sumbang Rp1,5 Triliun untuk Bangun Trem
- Presiden Kelompok Bank Dunia menawarkan pinjaman hingga US$11 miliar atau setara dengan Rp144,85 triliun untuk pendanaan baru selama tiga sampai empat tahun ke depan bagi Indonesia, yang menurut Bank Dunia menjadi negara terbesar keempat di dunia.

AIIB Mulai Cairkan Utang untuk RI US$216,5 Juta

Dalam kunjungan pertamanya ke Indonesia sebagai Presiden Kelompok Bank Dunia, Jim Yong Kim, menawarkan dukungan Bank Dunia kepada Presiden Joko Widodo.
Pertemuan IMF dan Bank Dunia Bahas Kejahatan Pajak


Seperti diketahui, Bank Dunia pertama kali membuka kantor di Jakarta pada 1968. Kantor ini adalah perwakilan pertama di luar Washington D.C yang hingga hari ini masih merupakan kantor perwakilan terbesar.

“Kelompok Bank Dunia berkomitmen untuk membangun kemitraan erat dengan Indonesia, kemitraan yang telah berlangsung selama enam dekade,” kata Kim, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Rabu 20 Mei 2015.


“Kami ingin mewujudkan salah satu komitmen pendanaan kami yang terbesar di dunia untuk Indonesia melalui kantor perwakilan Jakarta. Kami ingin berbagi dengan Indonesia akan pengetahuan global dan keahlian teknis kami di berbagai sektor seperti energi, kesehatan, pendidikan, ekonomi maritim sampai ke pelayanan masyarakat di daerah,” tambahnya.


Kim memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia yang secara rata-rata tumbuh enam persen dalam 10 tahun terakhir.


Menurutnya, Indonesia juga telah berhasil memangkas separuh jumlah penduduk yang menderita kemiskinan ekstrem dalam 15 tahun ke angka 11,3 persen hari ini. 


“Membantu 25 juta orang keluar dari kemiskinan dalam kurun waktu kurang dari satu generasi adalah sebuah pencapaian besar,” kata Kim.


Dia memaparkan, tujuan utama Kelompok Bank Dunia adalah mengakhiri kemiskinan ekstrem pada tahun 2030 dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan dari 40 persen penduduk termiskin di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.


Kim mengaku, telah melakukan reorganisasi Kelompok Bank Dunia dengan struktur baru yang berfokus pada upaya pengumpulan dan berbagi informasi antar negara tentang pengalaman-pengalaman terbaik di berbagai sektor.


“Kami ingin mempermudah negara-negara anggota untuk memperoleh manfaat dari kelebihan yang kami miliki: pengalaman kami yang banyak dalam bidang pembangunan, dipadu dengan dukungan finansial jangka panjang,” katanya.


Dia mengungkapkan, dari rencana pinjaman sebesar US$11 miliar tersebut, US$8 miliar akan berasal dari Bank Dunia (International Bank for Reconstruction and Development atau IBRD) dan US$3 miliar berasal dari International Finance Corporation (IFC) dan Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA).


Dia menjelaskan, angka US$8 miliar dari IBRD mencerminkan kenaikan pinjaman kepada Indonesia sebesar 25 persen dari periode empat tahun sebelumnya.


Adapun, IBRD telah memberi pinjaman kepada pemerintah negara-negara berkembang dan negara berpendapatan rendah yang layak kredit.


IFC mendanai proyek-proyek investasi, memobilisasi dana di pasar keuangan internasional dan menyediakan jasa konsultasi kepada sektor swasta dan pemerintahan. MIGA menawarkan asuransi risiko politik (garansi) kepada investor dan peminjam.


Pada hari pertama kunjungannya di Indonesia, Kim bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubawono X, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. 


Dalam kunjungannya ke Indonesia, Kim juga akan mengunjungi Rekompak, proyek rekonstruksi pasca-bencana berbasis masyarakat di Yogyakarta, dan pusat pelayanan kesehatan dasar di Jawa Tengah.


Pada hari kedua kunjungannya, Kim akan mengunjungi Pelabuhan Sunda Kelapa dan Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta untuk melihat tantangan infrastruktur Indonesia. Kunjungan  Kim akan berakhir pada 22 Mei.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya