Sumber :
- Antara/Joko Sulistyo
VIVA.co.id
- Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengaku sudah mengetahui siapa orang yang menawarinya untuk meninggalkan jabatan sebagai menteri, dengan iming-iming uang senilai Rp5 triliun.
Meski begitu, bos dari Susi Air ini enggan memberitahukan siapa identitas orang tersebut. Menurutnya, hal itu tidak ada yang harus dijelaskan lagi. Termasuk, dari kicauan Susi saat itu di akun Twitter miliknya @Susipudjiastuti.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Perbincangan Jokowi-Kalla Soal Reshuffle Kabinet
Meski begitu, bos dari Susi Air ini enggan memberitahukan siapa identitas orang tersebut. Menurutnya, hal itu tidak ada yang harus dijelaskan lagi. Termasuk, dari kicauan Susi saat itu di akun Twitter miliknya @Susipudjiastuti.
Baca Juga :
Mukernas Rampung, PPP Djan Faridz Dukung Jokowi
"Sudah nggak ada untuk dijelaskan lagi. Coba kamu (wartawan) lihat di twitter saya saja," ujar Susi di kantornya, di Jakarta, Rabu 20 Mei 2015
Ketika diminta untuk membeberkan tawaran fantatis itu, apakah dari pihak asing, atau orang dari Indonesia, lagi-lagi susi hanya tersenyum dan enggan menjawabnya.
"Kan itu kabarnya, apa kamu nggak baca twitter saya?" ujarnya.
Susi menjelaskan, dia tak ambil pusing atas permasalahan tersebut, karena menurutnya ketimbang menanyakan hal itu, lebih baik awak media mengungkap para pelaku penangkapan ikan ilegal yang semakin hari semakin nekat mencuri ikan di perairan Indonesia.
"Kalau enggak, harusnya pelaku penangkapan ikan ilegal saja yang kalian (wartawan) ungkap," ujar Susi
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, masyarakat sempat dihebohkan oleh kicauan Menteri Susi. Melalui akun twitternya, Susi mengaku mendapat tawaran untuk menanggalkan jabatannya, dengan diiming-imingi uang sebanyak Rp5 triliun.
Susi menilai tawaran tersebut cukup fantastis untuk ukurannya yang hanya berijazah Sekolah Menengah Pertama. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Sudah nggak ada untuk dijelaskan lagi. Coba kamu (wartawan) lihat di twitter saya saja," ujar Susi di kantornya, di Jakarta, Rabu 20 Mei 2015
