Menilik Indah Batu Akik Siput Khas Negeri Kera

Batu akik siput asal Goa Kreo, Semarang, Jawa Tengah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto

VIVA.co.id - Seiring dengan terus merebaknya tren batu akik di sejumlah wilayah di Indonesia, muncul banyak jenis batu akik baru yang memiliki keunikan. Salah satunya, batu akik asal wilayah Goa Kreo, Semarang, Jawa Tengah.

Rp4 Miliar Hanya untuk Cendera Mata PON XIX Jabar

Batu akik jenis baru ini berasal dari fosil moluska atau golongan siput. Bentuknya yang unik membuat batu ini terlihat indah dan menarik. Pantas saja, batu asli negeri kera ini menjadi perhatian di pameran "Batu Merentang Zaman" di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, Semarang.

Batu unik ini juga punya sebutan yang tak kalah apik, yakni batu akik siput dari Negeri Kera. Hal itu berasal dari daerah asalnya, yakni Goa Kreo Semarang yang berjulukan Negeri Kera, alasannya karena wilayah gua yang berada dekat di kawasan Waduk Jatibarang ini merupakan hutan hunian ribuan kera. 

Tato Bertuliskan Kata-kata Motivasi Kini Marak jadi Tren

Batu akik siput asal Goa Kreo ini tak sembarang ditemukan orang. Salah satu penemunya bahkan harus melewati sejumlah ritual khusus hingga akhirnya mendapatkan petunjuk mendapatkan jenis batuan tua ini.

Adalah Agus Suhardi (60), warga Semarang yang memperkenalkan jenis batu akik jenis siput ini. Pria yang akrab disapa Lilik ini mengaku awal mula mendapatkan batu akik unik setelah dia bertapa di wilayah Goa Kreo selama beberapa hari.

Batu Garut Suvenir PON XIX, Bernama 'Dasi Koboi'

"Sekitar tahun 2002, saya sering menyendiri, istilahnya bertapa di sana. Waktu itu, masih hutan lebat," kata Agus di Semarang, Kamis 21 Mei 2015.

Dalam proses pertapaannya di sebuah batu besar Goa Kreo, Agus mengaku batu yang dijadikan bertapa memiliki bentuk yang unik. Batu besar itu berupa tumpukan kerang, berwana putih kehitaman. Saat itu, Agus bahkan tidak mengetahui jenis batuan tersebut.

Baru setelah delapan tahun seiring perkembangan pesat batu akik, Agus mulai mencoba menjadikan bongkahan batu ajaib berbentuk moluska atau jenis siput ini menjadi batu akik.

"Saat itu, batu akik belum tenar seperti saat ini. Saya bahkan tak tahu batu jenis apa itu. Setelah diteliti di ahli geologi museum ini, ternyata batu ini jenis fosil moluska," ujar dia.

Jenis batu ini, menurut ahli geologi, terdapat dalam jumlah banyak. Namun, bukan batuan tambang. Keunikan dan khas warnanya membuat batu ini kian menarik. Batu ini memiliki corak kuning kecokelatan, kuning kehijauan, dan kuning kehitaman.

Pameran batu akik yang berlangsung di Museum Ronggowarsito ini diprakarsai pihak museum dan Gemstone Semarang Community. Berlangsung hingga Jumat, 22 Mei 2015. Terdapat 32 stand yang meramaikan pameran ini. Salah satu di antaranya stand dengan label Lilik Nogosui.

Bongkahan batu fosil moluska berukuran cukup besar itu pun dipamerkan dengan label "Batuan Fosil Moluska (See Quartis) Asal: Goa Kreo, Gunungpati, Semarang". (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya