Sumber :
- REUTERS/Jim Young
VIVA.co.id
- Suhu udara yang dingin diperkirakan lebih berbahaya ketimbang cuaca panas. Bahkan menurut studi internasional, suhu dingin 20 kali lebih mematikan.
Temuan yang dipublikasi di jurnal
The Lancet
ini menunjukkan kematian karena cuaca panas atau dingin, secara substansial, melebihi yang dihasilkan dari gelombang panas dan dingin. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa penyebab 74 juta kematian di 384 lokasi di 13 negara di dunia, termasuk Inggris.
"Banyak yang berasumsi jika cuaca ekstrem menjadi penyebab mayoritas dari kematian. Penelitian sebelumnya juga lebih fokus pada efek yang ditimbulkan gelombang panas ekstrem. Temuan kami, dari analisa banyak data, menunjukkan, mayoritas kematian dikarenakan suhu udara yang dingin," ujar DR. Antonio Gasparrini, seperti dikutip dari
Telegraph
, Kamis 21 Mei 2015.
Baca Juga :
Waspada DBD, Nyamuk Tak Mempan Lagi Fogging
Baca Juga :
Tujuh Hal yang akan Terjadi Setelah Kematian
Sekitar 7,71 persen kematian diakibatkan temperatur yang tidak optimal. Hasilnya juga berbeda-beda di tiap negara, yakni berkisar tiga persen di Thailand, Brasil, dan Swedia, sampai sekitar 11 persen di Tiongkok, Italia dan Jepang. Sebanyak 7,29 persen kematian karena udara dingin. Sedangkan suhu panas hanya menyebabkan 0,42 persen kematian.
"Temuan kami ini lebih memberikan ukuran yang dibutuhkan agar bisa mengambil langkah untuk mengantisipasi bahaya yang diakibatkan cuaca," ujar Gasparrini.
Halaman Selanjutnya
"Temuan kami ini lebih memberikan ukuran yang dibutuhkan agar bisa mengambil langkah untuk mengantisipasi bahaya yang diakibatkan cuaca," ujar Gasparrini.