Hingga Mei, Seluruh Asumsi Makro APBN-P Jokowi Meleset

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

VIVA.co.id - Pemerintah merilis kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015. Realisasinya hingga 20 Mei 2015, tidak satu pun asumsi makro dalam draf anggaran tersebut sesuai dengan apa yang ditetapkan.  

Anggaran Banjir Minim, Belum Semua Sungai Dibenahi
Dikutip dari data Kementerian Keuangan, mencatat pertumbuhan ekonomi yang diasumsikan tahun ini sebesar 5,7 persen, pada triwulan pertama hanya mencapai 4,7 persen. Inflasi yang ditetapkan sebesar lima persen, realisasinya tembus 6,8 persen. 

Menkeu Pangkas Postur Belanja APBN-P 2016
Sementara itu, tingkat suku bunga surat perbendaharaan pemerintah (SPN) tiga bulan yang dipatok 6,2 persen, hanya ditetapkan 5,6 persen. Nilai tukar rupiah yang dipatok optimistis pemerintah rata-rata Rp12.500 per dolar Amerika Serikat, hingga bulan ini rata-rata tahunannya sudah mencapai Rp12.866 per dolar AS. 

Menkeu Sri Mulyani Bakal Pangkas APBN
Di bidang energi, karena harga minyak dunia mengalami penurunan, harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) tercatat rata-rata sebesar US$53 per barel, lebih rendah dibanding asumsi sebesar US$60 per barel.

Penurunan harga minyak tersebut tidak akan berpengaruh signifikan, karena diikuti dengan pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

Kemudian, dari sisi produksi, baik minyak atau pun gas hasil pengeboran di dalam negeri, tidak ada yang sesuai target. Untuk minyak realisasi produksi rata-rata perharinya hanya sebesar 742 ribu barel per hari di bawah asumsi yang ditetapkan sebesar 825 barel per hari. 

Rata-rata lifting gas Indonesia hingga periode yang sama juga tidak mencapai target. Produksi yang ditargetkan tahun ini sebesar 1.221 ribu barel setara minyak per hari, hanya terealisasi sebesar 1.164 ribu barel setara minyak per hari. 

Dari sisi anggaran, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Kamis 21 Mei 2015 mengatakan, pendapatan negara hingga bulan kelima tahun ini baru sebesar Rp502,7 triliun, atau 28,5 persen dari target yang ditetapkan. 

Di antaranya, berasal dari realisasi penerimaan perpajakan sebesar Rp392,9 triliun, atau 26,4 persen dari target yang ditetapkan sebesar perpajakan dalam APBN-P 2015 sebesar Rp1.489,3 triliun.  

Sementara itu, realisasi belanja negara tercatat sebesar Rp548triliun, yaitu baru 27,2 persen dari pagu belanja negara dalam APBN-P sebesar Rp1,984,1 triliun. Bambang mengatakan, realisasi belanja negara-negara tersebut terdiri dari realisasi belanja pemerintah pusat dan transfer ke daerah dan dana desa.

"Realisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp302,8 triliun, 22,9 persen dari pagu belanja pemerintah pusat di APBN-P 2015 sebesar Rp1.319,5 triliun," tambahnya. 

Hingga saat ini, anggaran pemerintah sudah defisit sebesar Rp50 triliun. Lebih lanjut, menurutnya, pemerintah tetap menjaga posisi defisit anggaran sampai dengan batas 2,2 persen terhadap Produk Domestik Bruto sampai akhir tahun.

Laporan: Chandra G. Asmara (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya