Pembangunan Pabrik Kertas Riau Andalan Resmi Dimulai

Ilustrasi Industri Kertas
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop
- Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan, potensi perkembangan industri pulp dan kertas di Indonesia, masih terbuka lebar saat ini. Untuk itu, investasi di sektor ini akan terus didorong, baik investasi asing maupun dalam negeri. 

Saleh Husin: Reshuffle Jadi Titik Balik Perbaikan Ekonomi
Hal tersebut disampaikan Saleh Husin, ketika menghadiri groundbreaking pembangunan pabrik pulp dan kertas (Paper Machine 3), PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pelelawan, Riau, Jumat 22 Mei 2015. Nilai investasi pabrik tersebut, mancapai sebesar Rp4 triliun.

Menperin Desak Calya-Sigra 100 Persen Indonesia
Dia mengatakan, dengan dibangunnya pabrik berteknologi canggih ini, RAPP menjadi perusahaan kertas nasional pertama yang mampu memproduksi kertas dengan kecepatan 1,4 kilo meter (KM) per menit. Sehingga, akan ada penambahan kapasitas sebesar 250 ribu ton per tahun berupa high grade digital paper.

"Itu bisa dijadikan bekal untuk industri ini, sehingga memiliki standar internasional dan mampu bersaing di kancah global," katanya dalam keterangan pers yang diterima VIVA.co.id. 

Saat ini, RAPP merupakan salah satu produsen pulp dan kertas terbesar nasional dengan kapasitas produksi 2,8 juta ton pulp dan 820 ribu ton kertas.

Saleh berharap, dengan tambahan pabrik ini, perusahaan itu bisa lebih memberikan kontribusi maksimal dalam memenuhi permintaan pasar pulp dan kertas baik di dalam negeri maupun luar negeri, sehingga mendorong kinerja ekspor.

Data Kementerian Perindustrian mengungkapkan, kapasitas yang tercatat dan terpasang di industri pulp dan kertas nasional saat ini, masing-masing berjumlah 7,93 juta ton per tahun pulp dan 12,98 juta ton per tahun kertas.

Dengan realisasi produksi baru sebesar masing-masing 6,4 juta ton pulp dan 10,4 ton kertas per tahun. Hal tersebut, menunjukkan bahwa kinerjanya masih bisa dimaksimalkan. 

Saleh juga mengatakan, saat ini industri pulp Indonesia menempati peringkat sembilan, dan industri kertas ada peringkat keenam di dunia. Sementara itu, di Asia, Indonesia menempati peringkat ketiga untuk industri pulp maupun kertas.  



Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor pulp dan kertas Indonesia terus mengalami peningkatan.  Hingga saat ini, kinerja ekpor keduanya masing-masing mencapai sebesar 3,50 juta ton pulp dengan nilai sebesar US$1,72 miliar, dan 4,35 juta ton kertas dengan nilai sebesar US$3,75 miliar.

"Sedangkan impor pulp dan kertas masing - masing sebesar 1,62 juta ton pulp, dengan nilai sebesar US$1,27 miliar dan 0,72 juta ton kertas, dengan nilai sebesar US$1,36 miliar," katanya

Tak hanya itu, Saleh mengatakan, bila dilihat dari peluang pasar dunia dan dalam negeri, saat ini kebutuhan kertas dunia sekitar 394 juta ton, diperkirakan meningkat menjadi 490 juta ton pada 2020 mendatang.

Selain itu, peluang pasar industri kertas dan percetakan dalam negeri terbuka lebar untuk ditingkatkan, dengan pertimbangan konsumsi kertas per kapita di Indonesia masih sangat rendah, yaitu sekitar 32,6 kilogram. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya