AIPI Kritik Sistem Pendanaan Penelitian di Tanah Air

Prof. Sangkot Marzuki, Ketua AIPI (tengah)
Sumber :
  • Viva.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id - Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Profesor Sangkot Marzuki, mengemukakan banyaknya kendala perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Salah satunya adalah soal sistem pedanaan.

Habibie: Sudah Saatnya Indonesia Gunakan Tenaga Nuklir

Disebutkan, dana untuk penelitian di Tanah Air sering tak sesuai dengan konteks seberapa besar penelitiannya. Bahkan hal ini dianggap bukan prioritas dari pemerintah.

"Kalau penelitian sifatnya main-main terus, apalagi tidak ada garansinya, seperti penelitian besar tapi dilakukan enam bulan. Itu akan tidak benar. Baiknya, penelitian besar itu penelitian yang dilakukan sampai bertahun-tahun," ujar Sangkot di Hotel Arya Duta, Jakarta, Senin, 25 Mei 2015.

Menurutnya, mandeknya ilmu pengetahuan ini dikarenakan juga pemerintah kurang menjadikan ilmu eksak ini sebagai agenda prioritas di setiap pemerintahannya. Hal ini menyebabkan, saat pergantian kepemerintahan maka akan berganti pula prioritasnya.

"Di kita itu, kalau ganti pemerintah setiap lima tahun sekali, maka ganti pula prioritas selama periode itu. Seharusnya, ada kelanjutannya, bukan diganti sesuai kepentingan pemerintah," ujar dia.

Ia pun mencontohkan negara tetangga, yakni Thailand yang sukses menumbuhkan ilmu pengetahuan. Bidang tersebut mampu membantu perkembangan ekonomi di negera tersebut.

"Di Thailand itu ada dana riset khusus yang dikelola langsung oleh para ilmuwan. Dana itu dikelola oleh lembaga yang diisi para ilmuwan. Setiap tahun, pemerintah memberikan dana, meski berganti kepemimpinannya," ucapnya.

Begitu juga bila dibandingkan dengan Amerika Serikat, anggaran untuk ilmu pengetahuan tetap stabil, karena dikelola oleh kongres.

"Bahkan setiap tahun dana itu melonjak menjadi prioritas. Kalau di kita enggak mungkin. Setiap lima tahun ganti maka ganti prioritas juga," ucapnya.

Ilustrasi sel punca

Ilmuwan Inggris Temukan Obat untuk Lawan Kanker

Dengan menyutikkan vaksin protein ke tumor si pederita kanker.

img_title
VIVA.co.id
9 Maret 2016