Siap-siap Menyaksikan Lelang Tempe Terpanjang di Yogya

Tempe Terpanjang di Yogyakarta
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Ochi April
VIVA.co.id
Yuk, Kulineran Sambil Nonton Layar Tancap di Pasar Senggol
- Warga Rt 38, RW 09, Kelurahan Warungboto, Umbulharjo, Kota Yogyakarta membuat tempe sepanjang 100 meter. Tempe ini sengaja dibuat untuk mendukung penilaian lomba Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Kota Yogya.

Foodigitalpreneur, Cara Zomato Ajak Pebisnis FnB Melek Tren Digital

Menurut Tumino, ide pembuatan tempe sepanjang 100 meter berawal dari keinginan membuat sesuatu yang berbeda dalam mendukung penilaian PHBS.
Akhir Pekan, Waktunya Icip-icip 5 Kuliner Yummy di Jakarta


"Ide membuat tempe terpanjang, kemudian saya sampaikan ke warga dan mereka mendukung. Akhirnya, kami meminta ke salah satu warga, yaitu Pak Rofii untuk membuat tempe," kata dia, Rabu 27 Mei 2015.


Menurut Rofii, pembuatan tempe sepanjang 100 meter kemudian mulai dilaksanakan 23 Mei 2015 lalu. Proses pembuatan diawali dengan kacang kedelai direbus selama dua jam, kemudian disaring, digiling, disaring lagi.


Setelah itu, kedelai direndam lagi semalam dan keesokan harinya dicuci bersih dan direbus. "Prosesnya cukup panjang. Setelah itu, kedelai dibentangkan dan diberi ragi. Lalu, didiamkan selama dua hari," kata dia.


Untuk membuat tempe ini dibutuhkan satu kuintal kedelai. Sedangkan Rofii dibantu tiga karyawannya untuk membuat tempe dan dibantu warga.


Kedelai yang digunakan adalah jenis kedelai super. "Awalnya kami ingin membuat tempe sepanjang 250 meter, namun mengalami kendala kekurangan bahan baku dan tenaga kerja."


Namun, semangat membuat tempe terpanjang tanpa putus akhirnya bisa diselesaikan. "Tadi malam jam 11, dibantu warga satu RT dibawa ke tempat yang sudah disiapkan."


Tumino, mengatakan tempe tersebut nanti akan dilelang. Harga per meter Rp15.000. "Kami gunakan kedelai super yang harganya Rp6.700/kilogram."


Rofii yang sudah menjadi perajin tempe sejak 1975 itu mengaku saat ini, produksi tempe mengalami penurunan hingga 50 persen. "Sebelum gempa, saya bisa menghabiskan dua kuintal kedelai. Saat in,i hanya satu kuintal. Setiap hari saya menjual tempe ke Pasar Beringharjo," kata dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya