Indonesia Science Fund Bisa Picu Ilmuwan untuk Nobel

Wakil Ketua AIPI, Prof. Satryo Soemantri B
Sumber :
  • Viva.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id
Terungkap, Sebab Riset Anak Bangsa Tak Laku di Industri
- Wakil Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Profesor Satryo Soemantri Brodjonegoro, mengungkapkan alasan dibalik pembentukan Indonesia Science Fund (ISF). Disampaikannya, dana itu untuk mendorong ilmuwan Indonesia agar bisa meraih Nobel.

Ilmuwan Inggris Temukan Obat untuk Lawan Kanker

"Dana ini nantinya akan diberikan kepada para ilmuwan Indonesia dalam melakukan penelitiannya. Tak ada batasan dana untuk penelitian tersebut selama itu patut diberikan," ujarnya saat ditemui di Hotel Arya Duta, Jakarta, Rabu malam, 27 Mei 2015.
Menristek: Warsito Teken Kontrak dengan Singapura


Diakuinya, AIPI sudah mempunyai data-data para ilmuwan Indonesia yang akan menjadi calon untuk diberikan dana tersebut. Setidaknya ia mencatat ada sekitar 500-600 orang yang tersebar di Indonesia.


"Kami punya datanya. Tujuan dari pendanaan itu untuk menjadikan penelitian ilmu pengetahuan Indonesia menjadi kelas dunia. Kami ingin mendorong itu agar bisa meraih (penghargaan) nobel," jelasnya.


Satryo mengemukakan, bagi para ilmuwan dan insinyur yang ingin mendapatkan dana penelitiannya, tak perlu melalui mekanisme yang berbelit, seperti proposal. AIPI, diungkapkannya, hanya melihat rekam jejak calon penerima dana tersebut di dunia Sains.


"Bila orang tersebut dari luar negeri maka dia harus melakukan penelitian di Indonesia. Kalau mau melakukan kolaborasi dengan pihak luar (negeri), boleh, asal dia melakukan penelitiannya di Indonesia," tutur dia.


Diketahui, ISF merupakan badan otonom yang dikontrol langsung di bawah arahan AIPI. Kelahiran ISF ini tak hanya dilakukan oleh pemerintah Indonesia melainkan oleh pemerintah Australia dan Amerika Serikat.


Baru kedua negara tersebut yang menyatakan komitmen dukungannya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan Indonesia.


"Saat ini, kedua negara tersebut yang menyatakan komitmennya dalam membantu pedanaan ISF. Mereka akan memberikan dana, tapi berapanya saya tidak tahu, karena belum dilakukan," ujar dia


Satryo menambahkan, meski pemerintah Australia dan Amerika Serikat belum mendonasikan dananya untuk perjalanan ISF kedepan. Kedua negera tersebut akan memberikan anggaran secara berkala.


Kemudian, ia mengungkapkan, pendanaan bagi ilmuwan dan insiyur Indonesia ini tak hanya dilakukan oleh Australia dan Amerika Serikat, melainkan negara-negara lain juga boleh melakukan pedanaan kepada ISF.


"Oh tentu, negara lain juga boleh memberikan dana dengan atas nama mereka. Meski, mereka memberikan pedanaan tapi mereka tidak bisa mengatur-ngatur," tegas Satryo.


Saat ini, dia melanjutkan untuk pedanaan tahap awal, maka ISF masih bergantung murni dana dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang berasal dari Kementerian Keuangan Indonesia.


"Sekarang murni baru dari LPDP sebesar Rp400 miliar," ucap dia.


Nantinya, ISF akan menjadi acuan bagi para ilmuwan dan insinyur Indonesia saat memerlukan pedanaan dalam penelitian kelas dunia, sehingga diharapkan mampu meningkatkan daya saing bangsa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya