Jelang Musda, Kadin Gelar Lomba Moles Batu Akik

Batu akik sisik naga khas Enrekang, Sulawesi Selatan.
Sumber :
  • ANTV
VIVA.co.id
- Sebagai salah satu suvenir yang diberikan kepada kepala negara dalam Konferensi Asia Afrika beberapa waktu lalu, batu akik maupun permata khas Indonesia semakin diburu oleh masyarakat di dalam maupun di luar negeri. 

Proses pembuatan, atau pemolesan batu, mulai dari bongkahan menjadi cincin, maupun kalung merupakan salah satu elemen penting penentu kualitas, selain corak warna yang menjadi ciri khas batu itu sendiri. 

Atas pertimbangan tersebut, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Daerah Istimewa Yogyakarta akan menggelar lomba memoles batu mulia, akik dan permata. Lomba tersebut, digelar jelang Musyawarah Daerah (Musda) ketujuh yang akan dilakukan pada 11 Juni mendatang. 

Wakil Ketua KADIN DIY Bidang Industri dan Perdagangan, Hans Purwanto, mengatakan lomba menggosok batu akik ini akan berlangsung pada tanggal 1 hingga 5 Juni 2015. Sedangkan proses penilaian akan dilakukan pada tanggal 5 hingga 7 Juni. 
Praperadilan La Nyalla Diawasi KPK dan Komisi Kejaksaan

"Panitia akan menyiapakan batu yang akan digosok hingga peralatan yang dipakai untuk menggosok batu itu menjadi batu siap jual," katanya, Kamis 28 Juni 2015.
Masuk Daftar Panama Papers, Ini Respons Rosan

Diajang pemeran batu akik yang bertajuk Pesta Batu Mulia Nusdantara tersebut, masyarakat juga bisa melakukan konsultasi berbagai macam batu mulia dan batu jenis apa saja yang cocok digunakan.
Genjot Pertumbuhan, Ini Permintaan Kadin pada Pemerintah

"Konsultasi diberikan secara grtais oleh para ahli batu mulia. Namun, jika membeli batu yang ada di 60 stand batu mulia, tentunya harus membayar," ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Panitia Pesta Batu Mulia Nusantara, Dwi Suyono mengatakan, acara ini digelar tidak hanya untuk mencari keuntungan semata. Tetapi, juga memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa keberadaan batu yang ada di bumi pertiwi ini mempu menggerakkan ekonomi kerakyatan. 

"Dengan batu yang dapat ditemukan di sungai, dipegunungan, maka ekonomi kerakyatan bergerak. Masyarakat dari ekonomi bawah, menengah, dan atas menyukai batu mulia," ujarnya. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya