DPR: Tantangan OPM Perang Terbuka Tak Boleh Didiamkan

Anggota Komisi I DPR, Tantowi Yahya.
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro
VIVA.co.id
Presiden Jokowi Santai UU Amnesty Digugat
- Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta Pemerintah menyikapi pernyataan pemimpin kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menantang perang terbuka kepada TNI dan Polri.

Jokowi: Indonesia Bangga Raih Perak Pertama

"Pemerintah harus bersikap. Tantangan itu enggak boleh didiamkan," kata Wakil Ketua Komisi I DPR, Tantowi Yahya, kepada wartawan di kompleks Parlemen di Jakarta, Kamis, 28 Mei 2015.
Ahok Ungkap Alasan Jokowi Sindir Keuangan Daerah


Komisi I DPR -yang membidangi pertahanan dan intelijen- segera berkomunikasi dengan Pemerintah untuk membahas langkah semestinya yang perlu diambil Presiden Joko Widodo menyikapi tantangan itu. Soalnya Pemerintah sedang berupaya mengutamakan pembangunan Papua. Gangguan keamanan di sana pasti menghambat upaya pembangunan.


"Dinamika sekarang menunjukan suasana, tensi di sana masih tinggi. Padahal Presiden sudah punya niat baik. Pak Jokowi kasih perhatian lebih, namun suasana dan dinamika masih tinggi di sana," katanya.


Legislator Partai Golkar itu menjelaskan sikap Pemerintah bukan berarti melakukan perlawanan sebagai jawaban atas tantangan OPM. "Pemerintah harus mengutamakan dialog untuk mencari penyelesaian," katanya.


Pekan lalu, OPM menyatakan perang terbuka. Dalam pernyataannya, mereka menganggap TNI, Polisi dan orang yang bukan dari tanah Papua sebagai musuh.


"Mulai sekarang kami nyatakan perang revolusi total dari Sorong hingga Merauke, yakni perang secara terbuka terhadap semua orang Indonesia yang ada di tanah Papua," ujar perwakilan OPM, Puron Wenda, dalam sambungan telepon kepada
VIVA.co.id
, Jumat, 22 Mei 2015.


Pernyataan keras OPM bukan sekadar gertakan. Para pimpinan OPM bahkan mengklaim sudah menyiapkan senjata dan amunisinya untuk mendukung perang mereka.


Ini juga terlihat dari kiriman foto mereka saat sedang berada di sebuah lokasi berkumpul para pejuang OPM. Tak cuma berbekal senjata, seluruh pasukan yang mengaku cuma berjuang untuk kemerdekaan Papua itu bahkan terlihat mengenakan seragam loreng ala militer. "Kami akan terus berperang untuk kemerdekaan Papua," ujar Puron.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya