Konsisten akan Kualitas, Pria Ini Sukses Berbisnis

Produk Cover Super produksi Yogyakarta.
Sumber :
  • Dokumentasi Cover Super
VIVA.co.id
Sri Mulyani: Nilai Perjanjian WIEF US$900 Juta, Masih Kecil
- Jeli melihat peluang, itulah salah satu kunci penting yang mengantarkan Satia Pradana meraih sukses di usia 25 tahun. Ia adalah pemilik merek Cover Super, produsen cover kendaraan yang berbasis produksi di Yogyakarta. 

Sri Mulyani Ingin UMKM Perluas Jaringan ke Luar Negeri
Usaha ini awalnya dimulai dari garasi rumah, dalam waktu dua tahun sudah berskala pabrik. Bagaimana cara dia mencapai posisinya saat ini?

Saran Tanri Abeng untuk Dorong Ekonomi Tumbuh 8 Persen
Satia Pradana menceritakan, hasil pemikirannya bersama tim selama satu bulan pada 2012 mencetuskan ide merintis bisnis mantel motor ini. Masih sangat sedikitnya produk ini diproduksi di Indonesia, menjadi penyemangat bagi dia dan tim. 

Tradisi masyarakat Indonesia, yang menurut dia, sangat sayang dengan kendaraan yang dimiliki, dan melihat peluang pasar motor di Indonesia sangat besar, membulatkan tekadnya untuk merintis bisnis ini.  

"Tahun 2012, saya heran, kok di Yogya semakin banyak motor-motor baru di jalan. Itulah awal mula datangnya ide membuat cover motor," ujar Satia dalam keterangan pers yang diterima VIVA.co.id, Jumat 5 Juni 2015. 

Dengan bermodalkan kain gulungan, lalu dibawanya ke tukang jahit, usaha ini mulai dirintis. Penjahit tersebut kemudian membentuk gulungan kain menjadi cover motor sesuai keinginannya. 

Pemasaran melalui online dipilihnya pada saat pertama kali produk ini dikenalkan ke pasar. "Dari sini lah usaha saya dimulai. Awalnya menjual secara online, kemudian setelahnya baru secara offline," tuturnya. 

Siapa yang menyangka, produk cover motornya ternyata mendapat respons positif dari pasar. Apalagi, setelah ia mulai memproduksi cover dengan warna yang bervariasi.

Bila warna yang dominan di pasaran adalah silver, ia lalu memproduksi dengan warna lain. "Dengan banyaknya pilihan warna, pembeli bisa lebih bebas memilih warna cover yang sesuai dengan warna bodi motornya," kata Satia.

Setelah pemasaran melalui internet sudah gencar, Satia kemudian memasarkan secara offline. Toko aksesoris motor, bengkel, salon motor, dan diler jadi incarannya untuk bekerja sama memasarkan produk ini. 

"Dengan kerja sama yang menguntungkan, ternyata sambutannya luar biasa," katanya.

Dalam perkembangannya, satu hal yang selalu ia tanamkan adalah quality control yang ketat untuk produk Cover Super. Alasannya langsung fokus di kualitas adalah karena prospek pasar memang sudah sangat jelas. 

"Pengguna sepeda motor di Indonesia ada jutaan orang. Bahkan setiap harinya bertambah. Itulah potensi pasar yang saya lihat," ungkapnya.

Proses produksi Cover Super dirancang dengan sangat teliti oleh Satia, dibantu beberapa temannya yang profesional. Awalnya, sulit sekali menerapkan prinsip-prinsip yang profesional kepada penjahit.

"Mereka sering marah kalau barangnya dikembalikan karena tidak lolos inspeksi," Satia menceritakan.

Namun, ia tetap pada pendiriannya dan terus menekankan bahwa kualitas produk itu sangat penting. Karena, menurut dia, jika ingin maju, UKM harus disiplin soal kualitas. 

"Kalau kualitas tidak baik, barang sulit laku, customer kecewa. Mereka tidak akan order lagi," kata pria kelahiran Yogyakarta tersebut.

Berkat kesabaran dan kedisiplinannya, kualitas produksi Cover Super kian hari kian meningkat. Tidak ada kompromi untuk konsistensi kualitas produk yang dijual.

"Yang penting konsisten untuk tidak kompromi soal kualitas, untuk hal yang lain saya buat kekeluargaan," ujarnya. 

Saat ini, Cover Super sudah memiliki pabrik sendiri dengan sekitar 100 penjahit yang berlokasi di Yogyakarta. Untuk pemasarannya, Cover Super saat ini sudah menggunakan sistem keagenan untuk penjualan produknya. 

"Para agen kami ini menjadi kontributor cukup besar bagi penjualan produk Cover Super di berbagai wilayah," katanya.

"Cerdas melihat peluang dan tidak kompromi soal kualitas produk. Dua hal tersebut harus benar-benar diperhatikan kalau UKM mau naik kelas," pesan Satia. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya