Kehidupan Luar Bumi Makin Susah Ditemukan

Alam semesta
Sumber :
  • http://cutpen.com
VIVA.co.id
Tips Sederhana Agar Bisa Saksikan Galaksi Bima Sakti
- Pencarian kehidupan di luar bumi makin gencar dilakukan oleh berbagai badan antariksa negara di dunia.

Catat, Deretan Fenomena Astronomi Sampai Akhir 2016

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dan Badan Antariksa Eropa (ESA) berlomba untuk bisa menemukan tanda kehidupan asing di luar bumi. Namun sampai sejauh ini para peneliti badan antariksa itu mengaku pembuktian kehidupan di luar bumi makin menantang.
Gelombang Gravitasi Ditemukan, Teori Einstein Terbukti


Hal ini menyusul tidak ada kata sepakat tentang definisi apa yang bisa mencakup deteksi kehidupan. Perbedaan perspektif ini disampaikan oleh John Grunsfeld, peneliti administrator sains NASA.

"Ilmu sedang disatukan untuk pencarian kehidupan di alam semesta, tapi itu mungkin akan benar-benar sulit ditemukan. Kami bahkan tak setuju pada definisi apa yang merupakan deteksi kehidupan," ujar Grunsfeld dikutip dari
The Guardian,
Rabu 17 Juni 2015.


Peneliti itu mengatakan salah satu perbedaan itu bisa dilihat dari banyaknya misi pencaria kehidupan, baik itu yang dilakukan badan antariksa maupun peneliti.


Sebut saja misalnya NASA yang telah meluncurkan misi kendaraan robotik Curiosity yang mengeksplorasi permukaan Mars. Meski Curiosity mengklaim menemukan air di bawah permukaan Mars pada April lalu, tapi itu tak menghentikan upaya ESA untuk meluncurkan misi pencarian kehidupan di Planet merah tersebut.


Diketahui ESA bersiap meluncurkan misi ExoMars pada 2018 yang fokus untuk mencari tanda kehidupan di planet tetangga bumi itu. Misi ExoMars akan mendapat sokongan dari NASA.


Grunsfeld mengatakan misi Curiosity selanjutnya harus bisa mengebor lapisan permukaan dalam beberapa meter, untuk bisa melihat sampel apa yang terdapat di dalamnya. Alasannya permukaan Mars penuh dengan radiasi.


"Permukaan Mars bermandikan sinar ultraviolet, bermandikan radiasi. Medan magnet Mars pada dasarnya hilang, sehingga permukaan Mars pada dasarnya disterilkan," kata kata Grunsfeld.


Sementar ESA menyiapkan misi, NASA juga memiliki  misi lain pencarian kehidupan. Misi tersebut yaitu Osiris Rex, yang bertujuan mengirim satelit ke asteroid Bennu untuk mempelajari sampel batu antariksa itu.


Misi ke asteroid ini akan menentukan apakan bahan organik yang memulai kehidupan di bumi itu berasal dari tabrakan dengan astroid karbon seperti Bennu.


Penelitian lain juga dilakukan di bumi untuk mencari tanda awal mula kehidupan. Britney Schmidt, peneliti utama misi Sub-Ice Marine and Planetary Analog Ecosystems (Simple) yang didanai NASA itu mengungkapkan ada kemungkinan kehidupan di bulan Jupiter, Europa.


Di sana, kata  Schmidt, ada potensi samudera es di bawah permukaan satelit Jupiter itu. "Ini adalah tempat penting untuk berpikir tentang dalam pencarian kehidupan bahkan dalam Tata Surya kita," ujar dia.


Misi ini akan menggunakan radar yang menembus es untuk mengeksplorasi bawah permukaan Europa dan mencoba menentukan apakah di bulan ini terdapat energi cukup memasok biologi di dunia yang sangat asing.


Kemudian Vikki Meadows, profesor astronomi Universitas Virtual Planetary Laboratory, Washington, juga terjun membantu mencari tanda kehidupan di luar bumi.


Meadows mengatakan dia mempelajari lautan planet melalui 'efek kilatan' yang bisa dilihat saat orang duduk di pantai setelah matahari terbit atau terbenam. Cahaya itu, kata Meadows, merupakan cahaya pantulan matahari dari permukaan air pada sudut tertentu. Disebutkan efek kilatan itu bisa memprediksi lautan pada sistem Tata Surya kita.


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya