Bank Pilih Sistem Online Ketimbang Tambah Kantor

Proses penghitungan uang rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
- PT Bank Mandiri Tbk menyatakan, besarnya biaya operasional yang harus dikeluarkan perbankan untuk membuka cabang baru, menjadi alasan utama mengapa ekspansi bisnis itu tidak jadi prioritas saat ini. 

"Bank malas buka cabang. Buka cabang mahal," kata Senior Vice President Transaction Banking Bank Mandiri, Rachmat Broto Triadji, di Jakarta, Rabu 17 Juni 2015.

Rachmat menjelaskan, dibutuhkan biaya sedikitnya Rp1 miliar untuk membuka cabang baru. Selain itu, bank harus mengeluarkan anggaran Rp70 juta untuk membeli mesin ATM per unitnya. 

"Kalau internet banking, (biayanya) membangun sistem saja," ujarnya.

Nasabah di Indonesia saat ini dinilai sudah semakin pintar dalam memilih fasilitas perbankan mana yang mau digunakan, dari pola konvensoinal ke sistem online. Menurut dia, upaya itu harus direspons oleh perbankan. 

"Masyarakat inginnya diberi kemudahan. Bank juga malas untuk berinvestasi (kantor cabang)," kata dia.

Fakta tersebut, menurut dia, diperkuat dengan data internasional. Sebuah survei mengatakan bahwa pada 2014 terjadi penutupan kantor cabang bank sebanyak 2.599 unit. Sementara itu, pembukaan kantor baru sebanyak 1.137 unit. 

Dana Deklarasi Tax Amnesty Bank Mandiri Sudah Rp70 Miliar
Namun, jumlah nasabah datang ke bank turun 6,1 persen dan yang membuka online mobile banking naik 6,4 persen. "Ini data dunia," kata dia. (art)
proses penghitungan uang di bank

Bank Mandiri Jadi Penyalur Investasi Asing ke Daerah

Bank Mandiri ingin menjadi gateway penampung modal asing.

img_title
VIVA.co.id
9 Agustus 2016