Menengok Tadarus Quran Penyandang Cacat Netra

Siswa UPT rehabilitasi sosial cacat netra membaca Alquran.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Dyah Ayu Pitaloka.
VIVA.co.id -
Lebaran 2015, Pendapatan PT KAI Melebihi Target.
10 siswa sedang duduk melingkar di dalam masjid Jalan Beringin 13, Sukun, Kota Malang. Petang itu selepas asar, mereka membaca Alquran bersama-sama.

Pengguna KRL Naik 26 Persen Selama Libur Lebaran

Jamaah pria mengenakan sarung dan baju koko, sedangkan jamaah wanita mengenakan baju muslimah lengkap dengan kerudung. Di pangkuan mereka terdapat Alquran yang dibaca dengan cara berbeda, mereka membaca Alquran dari kiri ke kanan.
Mayoritas Pemudik dari Sumatera Sudah Kembali ke Jawa


"Ini bedanya Alquran braile dengan yang biasa, kami membaca Alquran dari kiri ke kanan, tidak dari kanan ke kiri," kata Kolikur Rohman, siswa asal Bojonegoro.


Sesaat kemudian, Kolik kembali menekuni lembaran putih di pangkuannya. Jemari tangannya meraba setiap tanda di lembaran Alquran braile, diikuti lantunan ayat suci yang disuarakan dengan lirih. Di masjid itu, semua siswa membaca Alquran dengan cara yang sama seperti Kolik.


"Tadarus Alquran ini sering dihadiri siswa yang sudah mumpuni saja. Ada siswa yang memang terbatas kemampuannya dan sulit untuk bisa membaca Alquran," kata Yani Soewantoro, instruktur Arab braile di UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Netra (RSCN) milik Provinsi Jawa Timur di Jalan Beringin 13.


Masjid itu terletak di lingkungan panti rehabilitasi khusus. Kelas baca Alquran paling banyak diikuti siswa di kelas kejuruan.


Hanya sedikit siswa di kelas persiapan, dasar ataupun praktis yang bisa membaca Al Quran.


"Tergantung kemampuan siswanya, tiga kelas lain memang sedikit sekali. Yang banyak dari kelas kejuruan ini, ada 18 siswa dari sekitar 150 siswa keseluruhan," kata Yani.


Persamaannya, kelas kejuruan serupa dengan tingkat SMA jika pada pendidikan umum. Sementara, kelas persiapan adalah kelas pertama disusul dasar dan praktis.


Sedikitnya, sebanyak 1,5 jam dalam setiap minggu, Yani mengajar siswanya membaca Alquran braile sesuai dengan cara baca yang benar, menggunakan tata cara membaca braile.


Dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk bisa lancar membaca Alquran. Selama Ramadan, siswa dengan rentang usia antara 15 tahun hingga 35 tahun di tempatnya bisa membaca Alquran lebih lama.


"Yang sering sehabis tarawih, tetapi setelah salat jamaah zuhur dan asar mereka juga bisa bertadarus bersama," kata Yani lagi.


Seperti sore itu, Kolik terlihat khusuk membaca lembar putih Alquran berhuruf braile di pangkuannya. Lantunan surat Al Waqi’ah terdengar merdu dengan suara yang lirih.


Di juz 27 itu, Kolik gemar berlama-lama membaca dan meresapi maknanya. Siswa yang baru masuk enam bulan terakhir itu percaya, Allah akan senantiasa menjaga rezekinya dengan memperbanyak membaca Alquran. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya