Antara Duri Kehidupan dan Manisnya Hidup

Durian lokal Malang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dyah Ayu Pitaloka (Malang)

VIVA.co.id - Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Peribahasa lama yang maknanya melintasi zaman. Selalu kontekstual di dalam kehidupan manusia. Universal.

Kehidupan manusia senantiasa berliku. Ibarat sebuah kapal yang tengah berlayar, tentu akan menghadapi gelombang ombak yang pasang dan surut.

Namun, tak selamanya kapan itu berlayar. Suatu saat, dia akan berlabuh ke daratan. Hujan pun tak selamanya turun, ada saatnya berhenti.

Begitu juga cerita hidup manusia. Banyak ujian, cobaan bahkan musibah. Dalam meraih kebahagiaan, manusia memang harus bersusah-susah dan berpahit-pahit dahulu, serta senantiasa mau berjuang.

Berjuang, gagal, berjuang lagi, gagal lagi, berjuang lagi dan akhirnya berhasil. Karena begitulah hukum perjuangan.

Semangat meraih kebahagiaan, tak hanya di dunia, tapi juga di akhirat juga tercermin dalam kisah sederhana di bawah ini. Kisah dari buah durian, yang jika dari permukaan luarnya terlihat tak menarik. Mari simak dengan seksama.

Pengguna KRL Naik 26 Persen Selama Libur Lebaran

Andai durian tidak mengeluarkan harumnya tentu tak ada seorang pun yang ingin mengecapnya. Pastilah semua menduga, "Luarnya saja berduri, apalagi dalamnya?"

Durian mengajarkan kita bahwa untuk mendapatkan manisnya hidup, manusia harus melewati duri-duri kehidupan. Durian-durian kemasan yang sudah tidak berduri yang biasa ditemui di supermarket, mengajarkan seseorang malas, ingin enak tapi tidak mau kerja keras.

Di antara kita, ada yang urung melangkah karena melihat onak dan duri di awal perjalanan. Padahal, ada buah yang manis di penghujung sana.

Siapa yang ingin selalu manis hidupnya, bersiaplah mereguk pahitnya jamu pada kesudahannya. Siapa yang berpahit-pahit di awal, manislah akibatnya nanti.

Jangan hanya mau bergerak karena ada untung yang kita dapat, takut mencoba karena khawatir ditusuk duri adalah awal kegagalan.

Renungan ini ditulis oleh Ustaz Faisal Kunhi, MA (Alumni Ponpes Gontor, Korps Da’i PKPU, pernah bertugas Duta Dai PKPU ke Korea Selatan dan Jepang).

Ilustrasi perlintasan kereta api

Lebaran 2015, Pendapatan PT KAI Melebihi Target.

Volume penumpang naik delapan persen.

img_title
VIVA.co.id
27 Juli 2015