Ini Kata Qualcomm Soal Masa Depan Wearable

Ilustrasi chipset Qualcomm Snapdragon.
Sumber :
  • geek.com
VIVA.co.id
Dua Jam Tangan Ini Bisa Atur Gaya Hidup Sehat
- Perusahaan teknologi Qualcomm berbicara mengenai masa depan perangkat teknologi yang bisa dipakai, atau lebih dikenal dengan wearable. Menurut Qualcomm, wearable akan memiliki peranan penting seperti halnya smartphone.

Qualcomm Pamer Kamera Pengawas Berbasis Snapdragon

Head of Wearables Product Management Qualcomm Technologies, Pankaj Kedia, mengatakan bahwa meski wearable terbilang kategori baru, namun perangkat tersebut akan terus berkembang untuk memberikan manfaat kepada penggunanya, terutama di bidang kesehatan.
Swatch Punya Jam Tangan Berfungsi Kartu Kredit


Kedia mengungkapkan, seiring berjalannya waktu, perangkat dan kebutuhan baru akan muncul, semuanya bertujuan untuk meningkatkan kenyaman, kemudahan, serta fungsionalitas bagi end-user.


"Akan lebih banyak lagi perangkat yang kita pakai di tubuh kita dengan berbagai sensor, seperti GPS, maupun konektivitas yang always-on. Industri kesehatan akan banyak menghadirkan penggunaan wearables untuk memberikan diagnosa keadaan tubuh dan mengirimkan informasi pada layanan jasa kesehatan atau farmasi. Itu merupakan keuntungan yang tak tertandingi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat, 19 Juni 2015.


Ia menyadari peran wearables takkan ada artinya bila tak disandingi oleh smartphone. Berdasarkan 20 tahun terakhir dari data Nielsen, perkembangan smartphone dari awal hingga saat ini mencapai penetrasi 87 persen di negara maju, seperti Hong Kong dan Singapura. Sementara penetrasi ponsel pintar di negara berkembang pesat, seperti di Vietnam sebanyak 36 persen dan Indonesia sebesar 23 persen.


"Daya tarik diberikan kepada konsumen dan adopsi mobile berlangsung cepat dimana-mana, sehingga mendorong permintaan wearables. Pada dasarnya, wearables merupakan perpanjangan alami dari perangkat mobile yang ada dan membuat pengalaman mobile menjadi lebih menarik," katanya.


Meski pertumbuhan perangkat wearables akan seiring dengan meningkatnya smartphone, di mata Qualcomm wearables tidak akan menggantikan kekuatan ponsel pintar di pasaran. Sebab, smartphone telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, maka sulit untuk dikejar oleh perangkat wearables.


"Hal ini tergambar jelas, Gartner memprediksi bahwa antara tahun 2014 hingga 2018, ada delapan miliar unit smartphone yang akan dipasarkan. Sementara, wearables hanya 200 juta unit di tahun 2018 berdasarkan prediksi IHS. Kita melihat smartphone dan wearables saling melengkapi, dimana wearables akan terus memperluas fungsi dan kehadiran smartphone melampaui ketersedian fisik mereka," papar Kedia.


Kedia memaparkan, di masa mendatang, wearables akan terus diincar oleh konsumen, terutama para pengguna smartphone yang ingin mengetahui kesehatannya. Agar lebih ideal bagi konsumen, maka segi design wearables harus lebih tipis, ringan, dan ramping dari waktu ke waktu.


"Agar dapat berfungsi sepanjang hari, wearables juga perlu didukung baterai berdaya tahan lama dengan fungsi pengisian daya nirkabel untuk memudahkan pengisian daya. Mereka (konsumen) perlu selalu terhubung, selalu berfungsi, dan selalu mendeteksi segala sesuatu yang terjadi di sekitar, dan memungkinkan perangkat tersebut dapat mulus menyatu dengan gaya hidup," kata dia.


Untuk menikmati perangkat wearables lebih lama lagi, Qualcomm mengklaim telah memiliki teknologi chipset yang dapat menunjang kebutuhan tersebut. Mengenai hal ini, Qualcomm memandang permasalahan baterai dari sudut pandang persediaan dan permintaan.


"Dari permintaan, kami menerapkan teknik manajemen daya agresif untuk chipset dan level sistem secara keseluruhan. Pada chipset, wearables didukung prosesor Qualcomm Snapdragon yang mampu menghemat baterai dengan integrasi CPU daya rendah. Sisi persediaan, Qualcomm bekerjasama dengan organisasi industri, aliansi Wireless Power untuk membangun ekosistem transfer daya nirkabel berdasarkan teknologi Rezence," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya