Sumber :
- VIVAnews/Martudji
VIVA.co.id
- Menunggu datangnya beduk Magrib alias ngabuburit dilakukan orang dengan berbagai cara. Di Surabaya, salah satunya dilakukan dengan menghabiskan waktu di areal Taman Bungkul.
Selain memiliki musalah untuk salat, sarana lainnya juga menunjang. Ada permainan anak-anak, juga untuk remaja. Lainnya, juga banyak stand kuliner dengan sajian berbagai menu makanan.
Selain memiliki musalah untuk salat, sarana lainnya juga menunjang. Ada permainan anak-anak, juga untuk remaja. Lainnya, juga banyak stand kuliner dengan sajian berbagai menu makanan.
Baca Juga :
808 Tewas Saat Mudik
Salah seorang pengunjung, Kurniawan, mengaku sengaja datang ke Taman Bungkul untuk menunggu waktu bedug Magrib. Pria yang datang bersama istri dan anaknya ini bahkan juga menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Sunan Bungkul.
"(Menunggu bedug) Juga untuk edukasi buat anak saya. Dia biar tahu, ini tempat penting, ada kaitannya dengan Sunan Ampel," katanya, Jumat 19 Juni 2015.
Dia bertutur, ngabuburit di Taman Bungkul selain nikmat juga murah. Tidak bingung untuk cari makanan, karena banyak penjual kuliner. Selain ada sarana mainan anak-anak, ada juga mobil Perpustakaan dengan berbagai buku yang bisa dibaca.
"Sekalian nanti buka puasa nya bisa di stand ini yang banyak menjual makanan," katanya.
Untuk diketahui, di areal Taman Bungkul ini, Raden Rahmad yang kemudian dikenal sebagai Sunan Ampel, pernah singgah dan tinggal untuk beberapa waktu sebelum menuju Ampel Dento sampai kemudian wafat.
Di Taman Bungkul ini, Raden Rahmad dalam pegembaraannya, bersama-sama dengan Ki Ageng Bungkul membuat sumur, yang sampai sekarang masih terawat. Airnya terus dimanfaatkan masyarakat sekitar. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Salah seorang pengunjung, Kurniawan, mengaku sengaja datang ke Taman Bungkul untuk menunggu waktu bedug Magrib. Pria yang datang bersama istri dan anaknya ini bahkan juga menyempatkan diri untuk berziarah ke makam Sunan Bungkul.