Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
- PT Bank Danamon Indonesia Tbk sangat berharap pada pertumbuhan ekonomi nasional yang saat ini tengah mengalami perlambatan. Karena jika ekonomi nasional mengalami perbaikan akan berdampak terhadap kinerja perseroan.
Direktur Keuangan Danamon, Vera Eve Liem, mengatakan perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini telah berdampak pada bisnis perbankan.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Direktur Keuangan Danamon, Vera Eve Liem, mengatakan perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini telah berdampak pada bisnis perbankan.
Baca Juga :
Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop
Kondisi ini tercermin pada laba bersih perseroan yang mengalami penurunan pada kuartal I tahun 2015 hingga 21 persen menjadi Rp687 miliar.
"Kalau ekonomi menurun, maka akan berdampak pada perbankan. Jadi, tahun ini jangan kaget, karena bisnis bank tidak bisa bertolak belakang dengan kondisi pertumbuhan ekonomi," ujar Vera, di Jakarta, Jumat 19 Juni 2015.
Namun, dia mengaku optimistis pertumbuhan ekonomi nasional akan kembali membaik dan berdampak kepada bisnis bank.
"Kami melihat di tahun depan, diharapkan dengan dukungan pemerintah, ekonomi akan membaik yang tentu berdampak pada proyeksi kami," tuturnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, bahwa situasi ekonomi yang saat ini melambat, tidak dijadikan sebagai tolok ukur pada perbankan.
"Kami harus melihat tahun depan. Bank siap, modal perbankan tinggi, likuiditas longgar. Sebenarnya momentum itu yang mesti kami lihat," ucap Vera.
Meski begitu, Vera menegaskan, perseroan belum akan melakukan revisi rencana bisnis bank (RBB), khususnya pada pertumbuhan bisnis perseroan. Pihaknya, akan melakukan kajian terlebih dahulu apakah ada revisi atau tidak pada RBB.
"Nanti masih dikaji. Secara keseluruhan target pertumbuhan di atas 10 persen, belum mengubah. Memang di kuartal I-2015 ada perlambatan, tapi kami harap kondisi akan membaik di kuartal II-2015 dan berikutnya. Tapi kami belum mengubah target," Vera menjelaskan. (ase)
Halaman Selanjutnya
Kondisi ini tercermin pada laba bersih perseroan yang mengalami penurunan pada kuartal I tahun 2015 hingga 21 persen menjadi Rp687 miliar.
