Tuai Kecaman, Festival Kuliner Daging Anjing Tetap Digelar

Anjing.
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Banyak warga lokal yang menanti-nanti datangnya musim panas, waktu diselenggarakannya festival ini. Festival kuliner tersebut telah menjadi tradisi tahunan di Yulin, salah satu dari 14 kota di daerah Guangxi Zhuang, di mana sebanyak 10.000 anjing dan kucing dengan jumlah yang tak diketahui, disiksa, disembelih, dimasak dan dikonsumsi. Demikian dilansir dari Food Beast.

Tips Sukses Jalani Usaha Kecil dari Pengusaha Sepatu

Tentu saja festival ini telah menuai berbagai kecaman. Meski begitu, masyarakat lokal mengatakan bahwa festival tersebut merupakan sebuah ritual tradisional yang berakar dari budaya Tiongkok kuno. 

Namun, Humane Society International mengatakan festival itu baru mulai diselenggarakan pada tahun 2010 lalu, sebagai cara yang dilakukan pedagang daging anjing meningkatkan penjualan mereka.

Kisah Sukses Pria Probolinggo, Pilih Berdagang daripada PNS

Meski banyak orang dan aktivis hewan di seluruh dunia yang menentang festival mengerikan itu, acara tersebut akan tetap diselenggarakan sesuai rencana yaitu dimulai pada hari Minggu besok, 21 Juni 2015.

Sebagai informasi, anjing-anjing malang yang diikutsertakan dalam festival akan disembelih dengan pisau atau disetrum. Banyak pula yang dibakar dan dikuliti hidup-hidup. Daging anjing yang berlimpah kemudian digantung dan ditumpuk di pinggir jalan.

Dari Bisnis Online, Pria 25 Tahun Bisa Beli Rumah dan Mobil

Dalam pembelaannya, pihak berwenang Yulin mengklaim bahwa para anjing telah dibesarkan secara manusiawi oleh para peternak sebelum dikonsumsi. Namun, klaim tersebut juga masih terus diperdebatkan karena NGO Animal Asia mengatakan anjing-anjing yang dikonsumsi di festival itu, merupakan anjing liar dan banyak pula yang diculik dari keluarga yang memeliharanya.

"Banyak hewan peliharaan curian yang masih memakai kalung tanda pengenal," begitu pernyataan dari Humane Society.

Kritik yang datang juga berisi kecaman mengenai efek kesehatan mengonsumsi daging anjing yang mungkin mengandung rabies atau penyakit menular lainnya karena tidak ada protokol keamanan yang bertugas memantau kesehatan anjing-anjing tersebut.

Namun, tampaknya tak ada yang dapat menghentikan diselenggarakannya festival itu.

"Anjing curian tanpa sertifikat karantina disembelih dengan kejam dan dijual ke restoran dengan harga yang sangat rendah," ujar Master Huici, asisten direktur Hebei Buddhism Charity Foundation.

Para aktivitis hewan sendiri telah melakukan banyak hal untuk menghentikan penyelenggaraan festival. Mereka bahkan telah meminta pertolongan ke pemerintah Amerika Serikat, namun petisi untuk Gedung Putih gagal mendapatkan perhatian karena kurang dari 100 ribu tanda tangan.

Saat ini, banyak petisi yang beredar di media sosial berisi kecaman dan permintaan untuk menghentikan penyelenggaraan festival. Bukan tidak mungkin hal tersebut akan berhasil karena nyatanya praktik yang sama pun telah dihentikan dengan kekuatan media sosial. Pada tahun 2011 lalu, festival serupa yang diselenggarakan di provinsi Zhejiang, Tiongkok berhasil dihentikan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya