Ini Fokus Direktur Baru ADB Khusus Indonesia

Skema subsidi baru untuk infrastruktur
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
Pengamat: Proyek Infrastruktur Jangan Disetop
- Direktur baru Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk Indonesia, Steven Tabor, telah resmi bertugas pada 9 Juni 2015. Dia bertekad untuk meningkatkan dukungan kepada pemerintah Indonesia dalam upaya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan mengentaskan kemiskinan.

Bos Waskita Tak Cemas Anggaran Pemerintah Dipangkas
Tabor dalam siara pers yang diterima VIVA.co.id, mengaku sangat terkesan dengan berbagai kemajuan saat ini dan yang akan terus dicapai Indonesia. 

Agama dan Masalah Kemiskinan
Reformasi kebijakan, berikut penekanan pada pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan, ketahanan energi, konektivitas antar-wilayah, dan perbaikan iklim investasi, telah memberi Indonesia landasan fiskal yang kuat. 

"Untuk mencapai jenjang pertumbuhan jangka panjang yang lebih tinggi dan inklusif," ujarnya, Senin 22 Juni 2015. 

Bagi Indonesia, Tabor bukanlah orang asing, karena dia berpengalaman selama 30 tahun dalam pembangunan ekonomi di Tanah Air. Sebelumnya, ia pernah bertugas sebagai penasihat untuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Kementerian Pertanian, Badan Urusan Logistik (BULOG), dan Tim Nasional Percepatan Pembangunan Kemiskinan (TNP2K).

Sebelum penugasannya saat ini, Tabor membantu pemerintah di sejumlah negara di kawasan Asia, Afrika, dan Amerika Latin dalam berbagai topik kebijakan ekonomi. 

Berbagai gelar akademis disandangnya antara lain,  doktor di bidang ekonomi dari Free University di Amsterdam, Belanda, dan gelar magister di bidang ekonomi pertanian dan studi Asia Tenggara. Serta gelar sarjana di bidang ekonomi pertanian, keduanya dari Cornell University di New York, Amerika Serikat.

"Saya ingin memastikan agar ADB dapat membantu Indonesia meraih potensinya yang demikian besar, dan akan menyelaraskan dukungan ADB dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan Pemerintah untuk pembangunan jangka panjang di negara ini," tambahnya. 

Sebagai informasi, ADB, yang berbasis di Manila, bertekad untuk mengurangi kemiskinan di Asia dan Pasifik melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif, pertumbuhan yang menjaga kelestarian lingkungan hidup, dan integrasi kawasan. 

ADB Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 67 anggota dan 48 di antaranya berada di Asia dan Pasifik. Indonesia dan ADB telah bekerja sama sejak tahun pertama berdirinya ADB.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya