Ekonomi Lesu, Ini Strategi Bisnis Grand Kartech

Pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
Banyak Kontrak Mundur, Laba Adhi Karya Turun
- PT Grand Kartech Tbk (KRAH) menerapkan dua strategi bisnis untuk mendongkrak kinerja keuangan sepanjang tahun ini. Hal ini merupakan bentuk antisipasi kelesuan perekonomian nasional.

Laba Bank Mayora Ditopang Naiknya Penyaluran Kredit
"Dua strategi bisnis yang tengah dilakukan adalah pengembangan produk baru berupa biogas dan optimalisasi pabrik baru," ujar Direktur Keuangan KRAH Johanes Budi K di Jakarta, Rabu, 23 Juni 2015.

Jika Menguntungkan, BNI Kaji Buka Cabang di Malaysia
Emiten manufaktur yang merancang peralatan bangunan dan mesin untuk semua sektor industri, rencananya akan mengembangkan produk berteknologi thermophilic, yang akan diluncurkan pada semester dua tahun ini. 

Kemudian, yang kedua adalah biofuel processing plant (biogas) yang akan menghasilkan bahan bakar dari limbah organik seperti POME, kotoran ternak, limbah industri makanan dan lainnya.

"Selain bersifat ramah lingkungan, produk ini menghasilkan biofuel yang langsung dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun pembangkit energi listrik," tambahnya.

Dengan dua strategi bisnis tersebut, perseroan berharap dapat menopang penjualan yang ditargetkan perseroan pada tahun ini sekitar delapan persen menjadi Rp309 miliar. 

"Kami anggap kenaikannya sebagai target yang tidak muluk-muluk dan dapat direalisasikan oleh tim,” ujarnya.

Selain itu menurutnya, melalui pabrik baru yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat, perseroan dapat  memacu produksi lebih maksimal. Pabrik ini sudah beroperasi penuh sejak akhir 2014 dengan kapasitas produksi mencapai 414 ton per bulan.

Tahun ini perseroan mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp30 miliar. Hingga saat ini, capex yang telah terserap sekitar Rp5 miliar.

Menurut dia, kondisi perekonomian yang telah melemah sejak tahun lalu memukul kinerja perusahaan. Tercatat, penjualan 2014 turun tujuh persen menjadi Rp286,048 miliar dari perolehan tahun sebelumnya Rp307,865 miliar.

"Namun, penurunan tersebut masih kami anggap stabil karena laba bersih pada 2014 dan 2013 perolehannya tidak jauh berbeda,"ungkapnya. 

Seperti diketahui, ?pada 2014, perseroan membukukan capaian laba bersih sekitar 31,736 miliar. Angka tersebut serupa dengan tahun sebelumnya. 

Ia beralasan, keuntungan stagnan akibat dari efisiensi di sisi pembelian barang dan penggunaan tenaga kerja.

Sedangkan, pada semester I 2015, perseroan telah mencapai omzet sekitar Rp130 miliar, meningkat tiga persen dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu, yakni Rp126 miliar.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya