Dampak Yunani, Indonesia Jaga Ketat Rupiah

Logo mata uang euro di Bank Sentral Eropa. Mata uang Euro, simbol pemersatu negara-negara Uni Eropa.
Sumber :
  • REUTERS/Alex Domanski

VIVA.co.id - Keluarnya Yunani dari eurozone atau yang lebih dikenal dengan sebutan Grexit akan menjadi awal berakhirnya era mata uang tunggal di antara anggota Uni Eropa itu.

Dolar Masih Lemah, Rupiah Melaju di Jalur Hijau

Kondisi ini disinyalir akan mempengaruhi market global dan mengakibatkan dampak yang besar untuk negara-negara berkembang.

Yunani memang sudah bermasalah akibat terlilit utang dari International Monetary Fund (IMF) yang mencapai 240 miliar euro. Yunani kesulitan  membayar utang tersebut.

"Ini lebih kepada confidence market global. Jadi kita tentunya harus punya persiapan yang kuat," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang PS Brodjonegoro di kantornya, Rabu, 24 Juni 2015.

Bambang mengatakan, Indonesia perlu melakukan penguatan pada fundamental makro ekonomi. Namun, yang perlu diperhatikan adalah, dampak dari Yunani akan berimbas ke seluruh dunia, tidak hanya pada beberapa negara.

"Kita juga akan jaga pada nilai tukar, kita jaga pada fundamental makro tadi, yang paling penting dari anggaran kita, dari defisit transaksi berjalan," tuturnya.

Sejauh ini, Bambang mengaku semua variabel perekonomian nasional dalam kondisi yang bagus, kecuali untuk nilai tukar Rupiah. Dengan demikian, pihaknya akan berupaya untuk menjaga fluktuasi nilai tukar rupiah.

Bareskrim Polri geledah kantor Kementerian Keuangan

Mengoptimalkan Aset Negara

Aset pemerintah per 30 Juni 2016 mencapai Rp5.285 triliun.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016