Cara Menperin Pastikan Tersedianya Bahan Baku Industri Batik

menteri perindustrian saleh husin
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id
Batik Generasi Muda Danar Hadi dengan Sentuhan Modern
- Industri batik terus tumbuh seiring semakin kentalnya kain khas Indonesia itu menjadi identitas nasional dan diekspor ke pasar global. Sayangnya, pelaku batik mengeluhkan kurangnya bahan baku penguat warna yaitu gondorukem.

Carita Dasa Windu, Hadiah Eksklusif untuk Habibie
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengungkapkan, industri kecil menengah (IKM) batik mulai kesulitan mendapatkan getah pohon pinus ini. Sebab, banyak diekspor gara-gara negara lain mulai memproduksi batik.

Batik Alleira Hadirkan Sisi Feminisme Wanita Urban
Dia mengaku memiliki cara untuk tetap memenuhi kebutuhan bahan baku industri tersebut. 

"Untuk mencukupinya, kita memfasilitasi mesin untuk memanfaatkan limbah proses pengolahan gondorukem. Kita bisa proses kembali menjadi gondorukem yang bisa digunakan untuk keperluan industri batik," kata Saleh  dalam sambutannya di Gelar Batik Nusantara (GBN), JCC, Jakarta, Rabu, 24 Juni 2015.

Saat ini produksi gondorukem nasional hanya 80 ribu ton per tahun dan dipasok dari PT. Inhutani I dan III di Sumatera dan Sulawesi. Sedangkan kebutuhan dalam negeri 70 ribu ton per tahun, namun ada kekurangan sekitar 20.000 ton per tahun karena sebagian produksi gondorukem banyak diekspor.

Sementara, nilai produksi batik saat ini sudah mencapai sebesar US$39,4 juta serta total ekspor sebesar US$4,1 Juta. Tenaga kerja yang terserap juga sudah mencapai ratusan ribu orang. 

"Hingga kini, tercatat IKM batik sebanyak 39.641 unit usaha  dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 916.783 orang," ujarnya. 

Selain menyalurkan bantuan berupa bantuan alat untuk menunjang produksi batik, Kemenperin juga memfasilitasi promosi dan pemasaran dengan mengikutsertakan IKM Batik pada pameran berskala nasional maupun internasional.

Indonesia sendiri telah mendapatkan pengakuan dunia melalui UNESCO-PBB yang mengukuhkan batik sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity peninggalan budaya dunia dari Indonesia pada tanggal 29 September 2009 di Abu Dhabi.

Pengukuhan ini membawa konsekuensi bahwa pihak pemerintah Indonesia maupun organisasi kemasyarakatan terkait harus terus menerus secara nyata melestarikan dan mengembangkan warisan budaya tak benda batik.  

Batik adalah Indonesia

Dalam kesempatan yang sama Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menegaskan, inovasi batik telah menjadi pemersatu bangsa Indonesia dari Aceh hingga Papua. Apalagi di batik kini sudah menjadi pakaian sehari-hari di banyak kalangan masyarakat. 

"Batik adalah Indonesia. Ini perkembangan yang menggembirakan. Pemakaian dan produksi batik telah meluas," ujarnya.

Menurutnya, para pengrajin dan desainer telah mengembangkan motif batik hingga beragam. Dari tradisional, modern, keperluan sehari-hari dan resmi.

"Selain itu, ada pula kreativitas dalam produksi warna," ucapnya. 

Dia juga terus mendorong industri batik nasional terus meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi agar jangan sampai kalah dari negara lain yang juga memproduksi kain motif batik secara massal.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya