Bakrie Sumatera Plantations Revitalisasi Pabrik Rp666 Miliar

Pekerja perkebunan kelapa sawit di Sumatra Utara
Sumber :
  • REUTERS/Y.T Haryono/Files
VIVA.co.id
Ada Moratorium, Investasi Sawit Tetap Berjalan Baik
- PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk pada tahun ini fokus menggenjot produktivitas, dengan merevitalisasi pabrik oleokimia milik perseroan di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.

Semester I, Bakrie Plantations Catat Penjualan Rp770 Miliar

Ada pun dana yang dianggarkan perseroan untuk merevitalisasi pabrik tersebut, yakni sebesar US$50 juta, atau setara Rp666,15 miliar yang diperoleh dari belanja modal.
Laba Anjlok, Astra Agro Lestari Tak Bagi Dividen


"Perseroan terus mengupayakan untuk bisa menggenjot produktivitas pabrik oleokimia. Maka, kami berkomunikasi aktif dengan para kreditur. Kami berharap, bisa mulai terlihat perkembangannya di akhir tahun ini," ujar Direktur Investor Relation Bakrie Sumatera Plantations, Andi W. Setianto, di Hotel Luwansa Jakarta, Kamis 25 Juni 2015.

Andi menjelaskan, perseroan saat ini memiliki dua lokasi pabrik oleokimia di Sumatera Utara, dengan lokasi terbesar di kawasan berikat Kuala Tanjung, seluas 74 hektare yang menghadap perairan Selat Malaka, dan tujuh hektare di Tanjung Marowa, yang keseluruhannya memproduksi sekitar 130 ribu ton
fatty alcohol
dan 105 ribu ton
fatty acid
dan
glycerin
per tahun.


Selain itu, lanjutnya, perseroan juga memiliki aset pabrik
palm oil refinery
dengan kapasitas produksi sekitar 360 ribu ton
refined
,
bleached and deodorized
(RBD)
palm oil olein
, 100 ribu ton RBD
palm stearin
dan 25 ribu ton
palm fatty acid distillate
per tahun.


Selain itu, Direktur Utama Bakrie Sumatera Plantations, M. Iqbal Zainuddin, menambahkan, strategi peningkatan produktivitas berkelanjutan lainnya, melalui unit usaha kerja sama patungan PT ASD-Bakrie Oil Palm Speed Indonesia.


"Perseroan juga telah melakukan inovasi melalui pengembangan bibit unggul yang menghasilkan produksi buah sawit lebih banyak dengan luas lahan kebun yang sama. Bibit unggul ASD-BSP ini berpotensi menghasilkan setiap tahunnya hingga 40 ton TBS (tandan buah segar) per hektare dibandingkan dengan umumnya 25-30 ton," tuturnya.


Iqbal mengungkapkan, saat ini dengan luas pertanaman sawit nasional kurang lebih 10 juta hektare, total produksi hanya sekitar 30 juta ton
crude palm oil
(CPO) per tahun dengan bibit unggul, maka potensi produktivitas bisa meningkat menjadi 80 juta ton CPO per tahun dengan asumsi produktifitas 35 ton TBS per hektare dan
extraction rate
23 persen.


"Kami menjadi semakin optimis, dalam jangka menengah dan panjang nanti perusahaan ini akan kembali bangkit menemukan momentum yang terbaik menjadi salah satu perkebunan yang memiliki fundamental bisnis yang kuat," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya