Nodai Tempat Suci, Pembangunan Teleskop Terbesar Tersendat

Konsep TMT
Sumber :
  • www.space.com

VIVA.co.id - Pembangunan teleskop terbesar di dunia, Thirty Meter Telescope (TMT) di Hawaii, Amerika Serikat menuai protes masyarakat setempat. Akibatnya, pembangunan yang akan direncanakan bulan Oktober ini harus molor dua bulan.

Teleskop Penemu 1.000 Planet Rusak Lagi

Masyarakat yang memprotes tersebut mengatasnamakan kelompok masyarakat Mauna Kea. Mereka menolak pembangunan TMT. Pasalnya, pembangunan itu dituding akan mengotori tempat paling suci yang dihormati oleh warga Hawaii, yakni Gunung Berapi Mauna Kea.

Selain itu, mereka menilai, didirikannya sebuah bangunan di gunung tersebut telah mencoreng kebudayaan yang telah dijaga lama oleh penduduk setempat.

Teleskop Ini Kunci untuk Deteksi 'Panggilan' Alien

Kelompok masyarakat lokal ini melakukan demonstrasi di jalur utama pembangunan TMT. Mereka terus menghadang segala aktivitas pembangunan, terutama akan dilakukannya peletakan batu pertama pada Oktober ini.

Tak ayal, gelombang demonstrasi yang terus berkelanjutan ini membuat proyek teleskop raksasa tersebut tersendat. Pihak berwajib pun melakukan tindakan tegas dengan menahan beberapa orang yang diduga kuat sebagai provokator.

Kamera Ini Punya Resolusi 3,2 Gigapiksel

"Mereka harus sadar sedang memiliki masalah, namun kami berharap kami terus diberikan izin untuk melakukan protes dengan damai," ujar perwakilan kelompok masyarakat Mauna Kea dikutip dari Space, Jumat, 26 Juni 2015.

Sementara, pengelola TMT berkilah pembangunan teleskop ini akan berdampak positif bagi warga sekitar, terutama ilmu pengetahuan untuk kepentingan kemanusiaan.

"Kita sekarang ingin menjadi pelayan dan tetangga yang baik. Tanah berharga ini, memungkinkan kita untuk menjelajah langit dan memperluas batas-batas ilmu pengetahuan untuk kepentingan kemanusiaan," ujar Kepala Dewan Observatorium Internasional TMT, Henry Yang.

Diketahui, TMT akan menjadi telekop terbesar di dunia yang dibangun di ketinggian 13.796 kaki atau 4.205 meter di atas permukaan laut. Dengan kondisi tersebut, para astronom akan dimanjakan dengan penglihatan yang sempurna. Sebab, langit tidak akan sering ditutup awan saat sedang meneliti antariksa.

Bahkan, TMT diprediksi akan mengungguli teleskop ruang angkasa Hubble milik NASA yang sedang mengorbit di luar angkasa. Disebutkan, TMT akan menghasilkan gambar 10 kali lebih tajam dari Hubble.

Nantinya, teleskop raksasa ini akan dimanfaatkan astronomi untuk mencari dan memilah karakteristik exoplanet, misalnya untuk menyelidiki sifat materi gelap dan energi gelap misterius. Untuk mengamati tersebut, TMT dilengkapi sebuah cermin heksagonal selebar 98 kaki (30 meter) untuk mengumpulkan cahaya.

Pembangunan TMT ini dijadwalkan dimulai akhir 2015 yang diharapkan rampung pada awal 2020. Proyek teleskop ini menelan biaya sebesar US$1,4 miliar atau sekitar Rp15 triliun.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya