Sofyan: Akan Ada Dana Tambahan untuk KUR

Perajin Peci Rajut di Bantul, Yogyakarta
Sumber :
  • VIVA.co.id/Daru Waskita
VIVA.co.id
Mengoptimalkan Aset Negara
- Menteri Kordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, mengungkapkan sejumlah kementerian merasakan bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) selama ini masih terlampau besar.

Strategi Menhub Jangkau Konektivitas Daerah Terpencil

"Bunga tinggi, tetapi subsidi tinggi. Maka, kami ubah dengan skema yang lebih hemat. Kami subsidi bunga saja. Dan, kami sudah berbicara dengan perbankan mengenai modal biaya (
Pulau Tax Haven, Untung Rugi Masih Dikaji
cost capital) -nya," kata Sofyan di Kantornya, Jumat 26 Juni 2015.


Menurutnya, dari efesiansi di perbankan dan perusahaan penjaminan, 12 persen akan nyaman jika disubsidi tujuh persen. Sedangkan saat ini, dana yang sudah dialokasikan untuk biaya subsidi KUR sebesar Rp300 miliar. Namun, karena penurunan bunga KUR menjadi 12 persen, diperlukan dana tambahan sebesar Rp600 miliar.


"Kami akan salurkan Rp30 triliun setahun. Maka, subsidi jadi Rp870 miliar," kata Sofyan.


Ditemui terpisah, Direktur Micro and Business Banking PT Bank Mandiri tbj, Tardi, mengatakan bahwa penurunan suku bunga kredit ini membawa dampak positif bagi dunia usaha.


"Diturunkannya suku bunga ini akan meningkatkan marjin keuntungan pengusaha, sehingga bisa meningkatkan daya tumbuhnya pengusaha mikro," kata Tardi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta.


Dia mengatakan bahwa dana subsidi berasal dari dana APBNP 2015. Hal teknis terkait subsidi bunga ini dan klaim kepada pemerintah masih dalam pembahasan.


"Secara teknis masih diatur sebagai kuasa alokasi anggarannya dari departemen teknis langsung, atau dari Departemen Keuangan. Dua hari ini akan diputuskan. Klaimnya ke mana, itu lagi diatur," kata dia.


Tardi juga mengatakan bahwa bulan depan penyaluran KUR bersubsidi bisa dilakukan. "Efektif per 1 Juli," kata dia.


Sementara itu, tahun ini, Bank Mandiri mendapatkan alokasi penyaluran KUR sebanyak Rp3 triliun. Kredit ini terdiri atas Rp1 triliun untuk kredit mikro dan Rp2 triliun untuk kredit ritel. KUR ini pun dialokasikan ke sektor-sektor yang dianggap kurang mendapatkan perhatian, seperti sektor pertanian, perikanan, dan perdagangan.


"Mudah-mudahan dalam satu semester ini, kami bisa menjalankannya dengan menyalurkannya melalui 2.600 outlet kami," kata Tardi. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya