Sumber :
- ANTARA FOTO/AACC2015/Subekti
VIVA.co.id
- Efek kegagalan Yunani membayar utang Rp22 triliun kepada Dana Moneter Internasional (IMF) dinilai harus menjadi pelajaran penting bagi bangsa Indonesia. Sebab, utang Indonesia pada periode Januari 2010 hingga Mei 2015 menembus angka Rp2.845,25 triliun.
Baca Juga :
AIIB Mulai Cairkan Utang untuk RI US$216,5 Juta
Apalagi, belum lama ini pemerintah lewat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, telah meminjam sebesar Rp520 triliun dari China.
Baca Juga :
Utang Luar Negeri Indonesia Rp4.034 Triliun
Karena itu, Pengamat Politik Ahmad Junaidi, meminta kepada pemerintah Indonesia di bawah komando Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus menegakkan perekonomian dengan basis berdikari.
"Ekonomi berdikari adalah ‘ekonomi yang berdaulat’, ekonomi yang mendorong masyarakat tumbuh bersama dan memiliki akses-akses ekonominya," kata Junaidi, melalui pernyataan tertulis kepada VIVA.co.id, Kamis 9 Juli 2015.
Dia juga mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati dengan politik surat utang negara (SUN). Bila ada SUN yang beredar di pasar keuangan internasional, maka negara harus mampu mengendalikan SUN.
"Selain itu, berhati-hatilah BUMN dalam melakukan pencarian dana lewat utang. Karena, bila ada yang meleset jaminannya, maka aset-aset BUMN yang bersangkutan dan negara akan kehilangan banyak sumber ekonominya," lanjut Junaidi.
"Peristiwa di Yunani harus menjadi perhatian, jangan sampai ini jadi bola liar yang pada akhirnya membuat susah rakyat banyak," papar Junaidi. (ren)
Halaman Selanjutnya
"Ekonomi berdikari adalah ‘ekonomi yang berdaulat’, ekonomi yang mendorong masyarakat tumbuh bersama dan memiliki akses-akses ekonominya," kata Junaidi, melalui pernyataan tertulis kepada VIVA.co.id, Kamis 9 Juli 2015.