Meski Terbebani China dan Yunani, Bursa Wall Street Naik

Para pialang sedang melakukan aktivitas transaksi di Bursa Efek New York.
Sumber :
  • REUTERS/Lucas Jackson
VIVA.co.id
Wall Street Catat Rekor Anjlok Terlama Sejak Krisis 2008
- Indeks saham utama Amerika Serikat ditutup sedikit menguat pada akhir perdagangan Kamis waktu New York.

Mengekor Wallstreet, Bursa Asia Dibuka Melemah
Seperti dikutip dari laman CNBC, Jumat 10 Juli 2015, indeks sedikit menguat setelah melemah pada sesi perdagangan sebelumnya. Tetapi, investor tetap berhati-hati pada perkembangan China dan Yunani.

Harga Minyak Melemah, Bursa Wall Street Melemah
"Saya pikir, pasar memang wait and see pada perkembangan China dan Yunani. Tidak bisa bergerak terlalu tinggi," kata Paul Nolte, Manager Portofolio Kingsview Asset Management.

Semalam, Shanghai Composite menguat 5,8 persen lebih tinggi dan menjadi hari terbaik dalam empat tahun terakhir, setelah pemerintah China menerapkan langkah-langkah dukungan baru, termasuk pembatasan short selling dan memperlonggar peraturan pinjaman. Inilah yang menjadi sentimen positif bagi indeks.

Sementara perkembangan Yunani, kreditor internasional mengharapkan Yunani mengajukan proposal baru pada Kamis tengah malam. Sumber dari pemerintah mengatakan bahwa Athena akan meminta persetujuan parlemen untuk bernegosiasi pada Jumat.  

The CBOE Volatilitas Index (VIX), yang secara luas dianggap sebagai ukuran terbaik dari kecemasan di pasar diperdagangkan mendekati 19. Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir menguat 33,2 poin (0,19 persen) ke level 17.548,62, dengan saham sektor pariwisata yang memimpin kenaikan saham.

Sementara itu, indeks S&P 500 naik 4,63 (0,23 persen) ke level 2.051,31, dipimpin oleh saham sektor keuangan. Adapun indeks Nasdaq menguat 12,64 poin (0,26 persen) ke level 4.922,4.

Volume saham yang diperdagangkan di Bursa Efek New York hampir mencapai 827 juta unit saham dengan volume komposit mendekati 3,4 miliar unit saham.

Sementara itu, nilai tukar mata uang dolar menguat terhadap mata uang mitra dagang utama AS. Imbal hasil (yield) treasury 10 tahun yang digunakan untuk menentukan suku bunga KPR dan kredit konsumsi naik menjadi 2,3 persen. (one)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya