Uang Jadi Motif Pembunuhan Sadis Jurnalis Noer Baety

Pelaku pembunuh wartawati Nur Baety
Sumber :
VIVA.co.id
Polisi Ringkus Bangor, Geng Remaja Sadis
- Deni Setiawan alias Ngemeng yang menjadi otak di balik aksi perampokan dan pembunuhan sadis terhadap wartawati lepas Noer Baety Rofiq, menyebut uang menjadi motif utama dia tega menghabisi korban. Deni membutuhkan uang tambahan untuk berlebaran. 

Usai Bunuh Wartawati Baety, Para Pelaku Kebagian Rp500.000
Hal itu disampaikan Deni ketika digelar release di kantor Polres Depok, pada Selasa, 21 Juli 2015. Deni mengaku sempat bekerja sebagai buruh bangunan di dekat rumah korban. 

Didatangi Korban dalam Mimpi, Algojo Noer Baety Minta Maaf
Niat jahat muncul dua pekan jelang Idul Fitri. Pria berusia 25 tahun itu mulai menyusun rencana. Dia kemudian mengajak rekannya, Ubaidilah alias Ubay untuk ikut beraksi. Ajakan disampaikan Deni ke Ubay melalui pesan pendek. 

Gayung bersambut, Ubay menerima ajakan Deni. Sayangnya, mereka berdua tak memiliki motor untuk menuju ke rumah korban di Perumahan Gaperi, Bojonggede. 

Tak hilang akal, Ubay akhirnya mengajak Sarifudin dan Pujono. Tetapi, Pujono tak bisa ikut sampai ke lokasi tujuan. Dia hanya mengantar hingga Stasiun Bojonggede. 

Ketiga pelaku kemudian beraksi pada Kamis, 2 Juli 2015. Sebelum ke rumah korban, Ubay membeli pisau dapur seharga Rp5 ribu di kawasan Citayam dengan alasan untuk berjaga-jaga. 

Begitu tiba di rumah korban, ketiganya masuk melalui asbes di loteng. Pelaku kemudian mencongkel paksa pintu belakang korban dengan menggunakan benda tajam. 

Pukul 02.00 dini hari, pelaku sudah berada di dalam rumah korban. Tetapi, jelang sahur korban terbangun.

Ketiganya kemudian bersembunyi di salah satu sudut rumah karena tak ingin ambil risiko. Mereka menunggu hingga korban tidur kembali. 

Mereka mulai beraksi kembali sekitar pukul 05.30 setelah menduga korban tertidur pulas. Tetapi, suara gaduh mereka membuat korban terbangun. Alhasil, aksi ketiganya dipergoki Bety --sapaan akrab korban. 

Terjadilah perlawanan sengit di rumah seluas 120 meter tersebut. Pelaku leluasa beraksi karena Bety tinggal seorang diri di rumah dan kondisi area perumahan tengah sepi.

Deni kemudian membekap mulut korban. Sedangkan Ubay menindihnya dan menusuk korban di bagian dada dan perut sebanyak sembilan kali. 

"Saya kepergok di ruang depan, dia (korban) melawan. Kami berkelahi saya dicakar sampai ke kamar. Saya bekap mulutnya. Sama Ubay ditikam. Saya nusuk lehernya. Pas korban tewas saya bantu ikat tangan dan kakinya," papar Deni memaparkan ulang kejadian pembunuhan sadis itu. 

Korban pun tewas. Lalu pelaku kasak-kusuk mencari barang berharga korban. Namun, karena kondisi gelap, pelaku mengaku hanya mengambil barang yang ada di kasur seperti laptop, kamera, tape recorder, ponsel dan beberapa uang receh senilai Rp200 ribu-an. 

"Pas kami lagi nyari barang-barang, Sarifudin bilang urus mayat dulu nih. Tali untuk ngikat korban ditemukan di dapur. Kan lampu dapur nyala. Yang mati lampu kamar dan ruang tengah," Deni menjelaskan. 

Ketiganya memutuskan kabur, usai salah satu dari mereka memastikan korban tak memakai perhiasan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya