Sumber :
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA.co.id
- PT Pertamina belum akan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM), meski harga minyak dunia turun pada tingkat terendah dalam empat bulan, yakni US$50 per barel.
Vice President Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan harga BBM, khususnya jenis Premium, tetap atau tidak berubah.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Stok Minyak Dunia Melimpah, Harga Terus Jatuh
Baca Juga :
Pertamina Pelajari Rencana PLN Caplok PGE
Vice President Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan harga BBM, khususnya jenis Premium, tetap atau tidak berubah.
Baca Juga :
Dapat Arahan Menteri BUMN, PLN Bakal Caplok PGE
"Ini kan jangka panjang, kami tidak bisa setiap ada fluktuasi harga akan terus naik, terutama karena ini jenis Premium, konsumsi masyarakatnya masih tinggi," ujar Wianda di kantor Pertamina, Jakarta, Rabu 22 Juli 2015
Menurut Wianda, dalam setiap kebijakan menurunkan harga BBM jenis Premium, pihaknya tidak bisa begitu saja mengacu pada harga minyak dunia saat ini.
"Jadi saya tidak bisa bilang juga, dalam posisi turun segera diturunkan. Karena misal kalau sudah naik, apa saya sudah bisa pastikan ikut naik juga, belum ada kepastian juga," katanya
Hal ini karena setiap perubahan harga BBM jenis Premium memerlukan kebijakan dari pemerintah. "Premium itu tidak bergerak sendiri. Kami juga harus bisa komunikasi dengan pemerintah," ujarnya
Berbeda dengan penetapan harga BBM umum jenis Pertamax dan Pertamax Plus, Pertamina dapat menentukan kebijakan harga sendiri sebagai badan usaha.
"Belum ada kepastian apa-apa, kami jalanin aja sekarang. Apalagi kami sedang menyiapkan Pertalite. Kami ingin uji pasarnya itu sukses, jadi kami serapkan logistiknya ke arah sana dulu," kata dia.
Seperti diketahui Pertamina akan segera meluncurkan Pertalite pada Jumat, 24 Juli.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Ini kan jangka panjang, kami tidak bisa setiap ada fluktuasi harga akan terus naik, terutama karena ini jenis Premium, konsumsi masyarakatnya masih tinggi," ujar Wianda di kantor Pertamina, Jakarta, Rabu 22 Juli 2015
